Sabtu 30 Sep 2023 15:20 WIB

Saling Serang Soekarno dan Muso PKI di Pidato-Pidato yang Membara 

Muso PKI terus melakukan agitasi kepada pemimpin Indonesia

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Film G30 S PKI (ilustrasi). Muso PKI terus melakukan agitasi kepada pemimpin Indonesia
Foto:

Sebagai pemerintah yang sah dan sebagai presiden yang dicintai dan ditaati, maka rakyat dan kalangan TNI memilih Soekarno dan melawan Muso. Maka seruan Presiden Soekarno itu langsang dijalankan dengan melakukan orasi penumpasan PKI dengan mengerahkan Divisi Siliwangi yang saat itu sedang hijrah dan berada di Yogyakarta. Mereka didukung oleh pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang berada di Yogyakarta juga. 

Seruan presiden itu kemudian dicetak dijadikan pamflet yang disebar melalui udara ke berbagai daerah yang diduduki oleh PKI. Seruan presiden itu menyadarkan banyak kelompok yang tertipu oleh Muso.

Akhirnya mereka sadar, ternyata mereka bukan diajak melawan Belanda tetapi melawan pemerintah yang sah melawan Bung Karno pemimpin besar yang mereka cintai. Akhirnya mereka tidak mau ikut FDR PKI, mereka mulai berbalik melawan PKI untuk membela Bung Karno.

photo
Survei Isu Kebangkitan PKI - (Infografis Republika.co.id)

Melihat seruan Presiden Soekarno yang disebarluaskan untuk mempengaruhi pendirian rakyat. Langsung ditanggapi oleh pimpinan FDR PKI Muso. Dalam pidato Muso yang disiarkan di berbagai radio dan surat kabar.

Dalam siarannya itu Muso melakukan serangan balik dengan menjelek-jelekkan pribadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Muso seraya menyerukan perjuangan merebut pemerintahan Indonesia.

"Soekarno/ Hatta 100 persen telah menyesuaikan diri dengan imperialisme yang terang-terangan menjadi musuh negeri sendiri dan rakyat sendiri. Soekarno Hatta telah diperbudak Jepang dan berjuta-juta orang Indonesia telah tewas jiwanya dan menderita kesengsaraan dan hinaan yang tak ada batasnya . . ."

"Rakyat Indonesia seluruhnya, kaum buruh da kaum tani, kaum muda dan wanita kaum prajurit progresif; Bersatulah bergeraklah dan lawanlah pengkhianatannya penjual Romusa Soekarno/ Hatta . . ."

"Basmi lah Soekarno Hatta dan budak-budaknya, hanya inilah jaminan satu-satunya untuk memerdekakan dan menyelamatkan negara dan rakyat Indonesia . . . Turutlah dan berilah contoh-contoh yang telah dilakukan oleh rakyat dan prajurit di daerah Madiun. Hidup Republik Kerakyatan Kita Merdeka dan Menang Perang . . . " (Seruan ini disiarkan dalam Harian Front Nasional, Madiun, 21 September 1948)

Seruan Muso itu menambah militan para pemberontak dan semakin meningkatkan kekejaman mereka. Dalam waktu singkat hampir seluruh kota di sekitar Madiun jatuh, bahkan pada 24 Agustus 1948, PKI telah menguasai Kudus, kemudian  25 Agustus 1948, Pati juga dikuasai FDR-PKI.

 

Dilansir dari buku Benturan NU dan PKI 1948-1965 yang disusun Tim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Tahun 2013. Buku ini ditulis H Abdul Mun’im DZ dengan peneliti utama Drs H Agus Sunyoto MA dan Dr Al Sastrwo Ng. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement