REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda/ atau biasa disapa Kiai Miftah membela Erick Thohir yang diserang sejumlah pihak karena berziarah ke makam mantan Presiden Indoensia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari.
Ia menegaskan, ziarah yang dilakukan Erick Thohir bukanlah syirik. “Terkait yang dilakukan oleh pak Erik, saya berkhusnudzan bahwa itu dilakukan dalam rangka bertawassul dengan kekasih Allah SWT bukan berdoa kepada Gus Dur,” kata Kiai Miftah.
Dijelaskannya, berdoa termasuk ibadah yang disenangi olah Allah. Bahkan doa merupakan senjata bagi seorang mukmin. "Berdoa sangat dianjurkan oleh Allah SWT sebelum dan sesudah kita berikhtiar dan berusaha,” ungkapnya.
Dalam berdoa kepada Allah, lanjutnya, dapat dilakukan langsung dengan bermunajat kepada Allah, dengan menyampaikan semua yang dihajatkan dengan penuh kekhusyuan.
Namun, berdoa dapat pula dengan bertawassul atau menjadikan sesuatu/seseorang sebagai wasilah/sarana dalam berdoa agar lebih didengar Allah. Di antara wasilah yang diperbolehkan adalah bertawassul dengan amal baik yang dilakukan, bertawassul dengan Nabi Muhammad SAW, dengan para sahabat, tabiin, wali-wali Allah, dan orang-orang salih,
"Meskipun orang-orang solih tersebut sudah meninggal, karena sesungguhnya orang-orang solih itu secara fisik sudah meninggal tetapi hakikatnya mereka masih hidup di sisi Allah SWT,” ungkapnya.