REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga besar SMAN 6 Jakarta langsung bertolak ke rumah petugas keamanan, Cecep Kohar (40 tahun) yang meninggal setelah memadamkan kobaran api bersumber dari panel listrik di belakang sekolah.
Pantau Republika tepat pukul 13.00 WIB pihak sekolah mulai dari guru dan siswa terlihat sibuk menunggu kendaraan yang siap mengantarkan mereka berangkat ke rumah duka di daerah Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat.
Mereka berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan pribadi dan mini bus warna hitam. Setelah kejadian tidak ada aktivitas belajar mengajar di SMA 6 Jakarta setelah kejadian kebakaran.
"Iya mau ke Bogor ke rumah Pak Cecep," kata Suhartono pegawai SMAN 6 Jakarta saat ditemui Republika, Jumat (29/9/2023).
Suhatono mengaku tak bisa memberikan komentar banyak bagaimana awal kejadian kebakaran ini. Dia menyarankan menghubungi Kepala Sekolah SMAN 6 Mulyanto. "Saya tidak tahu persis beliau yang tahu dari awal sampai akhir," katanya.
Suhartono menyampaikan, almarhum Cecep Kohar sudah bekerja sebagai petugas keamanan sejak 2022.
Sementara itu Dani Susanto seorang tukang yang mengerjakan perbaikan di SMAN 6 Jakarta mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Dia melihat langsung tiga petugas keamanan sekolah termasuk Cecep Kohar sedang berusaha memadamkan api. "Api kecil tidak terlalu besar sedang," katanya
Dani menuturkan, setelah tiga petugas termasuk Cecep Kohar selesai memadamkan api dan tiba-tiba jatuh ke belakang. Dia menduga meninggalnya Cecep Kohar karena jatuh. "Setelah padam tiga petugas masih berdiri di situ termasuk pak sekuriti itu yang jatuh," katanya.
Dani menceritakan, meski api sudah padam, namun asap tebal masih mendominasi ruang panel listrik. Sehingga tiga petugas itu masih siaga di lokasi kebakaran.
Pedagang kantin nomor 1 di SMAN 6 Jakarta yang tak mau disebutkan namanya mengaku tak tahu awal kebakaran tejadi. Namun terdengar ledakan sampai berkali-kali yang membuatnya langsung lari keluar.
"Saya langsung ke luar setelah mendengar ledakan. Pokoknya gak mau tahu. Maklum sudah tua takut," katanya.