Kamis 28 Sep 2023 00:16 WIB

Guru Besar UI: Kaesang Ketum PSI Masuk Grand Design Strategi Jokowi

Jokowi dinilai punya desain besar politik dan Kaesang ke PSI termasuk di dalamnya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam, Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat memimpin rapat perdana dengan sejumlah jajaran pengurus PSI di DPP PSI, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Rapat perdana tersebut digelar usai putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep didapuk sebagai Ketua Umum PSI pada Kopdarnas PSI pada Senin (25/9) kemarin.  Rapat tersebut  membahas mengenai berbagai evaluasi dan rancangan strategi PSI dalam menghadapi Pemilu 2024.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat memimpin rapat perdana dengan sejumlah jajaran pengurus PSI di DPP PSI, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Rapat perdana tersebut digelar usai putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep didapuk sebagai Ketua Umum PSI pada Kopdarnas PSI pada Senin (25/9) kemarin. Rapat tersebut membahas mengenai berbagai evaluasi dan rancangan strategi PSI dalam menghadapi Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Hamdi Muluk menyebut masuknya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak bisa hanya dilihat sosok Kaesang yang memulai karier politiknya saja. Masuknya Kaesang ke PSI juga bisa dibaca sebagai satu desain besar politik ayah Kaesang, Joko Widodo (Jokowi).

"Fenomena Kaesang dalam tanda kutip mengambil alih PSI, saya kira kita harus lihat dalam grand design-nya. Bukan masalah Kaesang saja. Saya kira ini keseluruhan strateginya Pak Jokowi," kata Prof Hamdi Muluk kepada Republika, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga

Fenomena-fenomena politik terbaru terkait Jokowi dikatakannya menguatkan adanya satu desain besar strategi politik Jokowi. Seperti belum jelasnya arah dukungan Jokowi kepada capres tertentu hingga PSI yang kini mendukung Prabowo dinilai menguatkan dugaan grand design politik tersebut.

Arah politik Jokowi yang ditunggu-tunggu dan mempunyai pengaruh besar hingga juga dinilainya mendukung dugaan ini. Bahkan saat ini populer istilah Jokowi effect karena arah politik Jokowi yang sangat berpengaruh.

"Tentu kita harus melihat PSI dalam satu mata rantai keseluruhan grand strategy-nya pak Jokowi. Jadi betul  sekarang tentu sebagai Ketum Kaesang nggak akan maju menjadi Wali Kota Depok, ada strategi yang lebih besar untuk ke depan, sebagai bagian dari grand strategy-nya Pak Jokowi, sepertinya begitu membacanya," ujar Hamdi. 

Adapun soal target PSI lolos ke Senayan lewat Pemilu 2024, menurut Hamdi, sebagai hal yang tidak mudah. Namun target itu dikatakannya bukan tidak mungkin terealisasi. 

"Kita lihat saja, tapi walaupun secara objektif tidak mudah karena survei-survei PSI itu kan dia paling kena di 1 persen atau 1,2," kata Hamdi.

Menurut dia, Kaesang perlu strategi yang jitu untuk mencapai target tersebut. Ia bahkan menduga kemungkinan adanya strategi tersembunyi yang akan dilakukan Kaesang agar partainya lolos ambang batas parlemen.

"Kita nggak tahu lah apakah strategi kampanyenya (Kaesang) akan menarik anak-anak muda. Karena Gen Z kan banyak nih, apakah Kaesang punya strategi yang disembunyikan selama ini yang dia akan baru buka menjelang pileg. Tapi secara objektif tidak mudah," katanya. 

Dia mengatakan, untuk lolos ke Senayan, Kaesang bisa memanfaatkan suara-suara pengagum Jokowi untuk dialihkan ke PSI dan mendongkrak suara partai. Namun cara ini juga bergantung dari kemampuan calon-calon legislatif di daerah memikat masyarakat. 

"(Ambang batas parlemen) suara 4 persen itu kan akumulasi dari caleg-caleg yang terpilih di setiap dapil itu. Pertanyaannya apakah nanti caleg PSI cukup kompetitif bersaing dengan calon dari partai lain yang sudah karatan di dapil? Misal Golkar, PDI Perjuangan yang sudah punya jejak panjang, punya konstituen, itu pertanyaannya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement