REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kepolisian Resor (Polres) Semarang bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang dan pihak-pihak terkait bakal mengkaji penerapan rekayasa/manajemen lalu lintas simpang exit tol Bawen.
Peristiwa kecelakaan lalu lintas beruntun yang dipicu truk yang mengalami rem blong dan menabrak belasan kendaraan bermotor, akhir pekan kemarin, menjadi dasar perlunya dilakukan kajian ini.
“Tentu ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi risiko terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas di lokasi rawan ini,” kata Kasatlantas Polres Semarang, AKP Dwi Himawan Candra, di Ungaran, Selasa (26/9/2023).
Terlebih, katanya, peristiwa kecelakaan di simpang exit tol Bawen pada akhir pekan lalu bukan peristiwa yang pertama terjadi, namun sudah yang kesekian kali dan umumnya melibatkan kendaraan angkutan barang.
Karena memang profil simpang exit tol Bawen ini merupakan titik akhir dari turunan jalan arteri nasional dari arah Semarang sekaligus menjadi titik pertemuan jalan dari arah Gerbang Tol (GT) Bawen dengan jalan arteri nasional yang juga berupa jalan menurun.
“Sehingga, saat arus lalu lintas dari arah GT Bawen yang akan menuju Ambarawa/ Magelang melintas (crossing), kendaraan dari arah Semarang harus berhenti yang diatur dengan traffic light (TL),” jelas Kasatlantas Polres Semarang.
Terkait kajian yang akan dilakukan, Dwi Himawan menyampaikan persimpangan ini bakal ‘dihilangkan’ dan arus lalu lintas yang keluar dari arah GT Bawen menuju Ambarawa/ Magelang tidak bersinggungan dengan arus lalu lintas dari jalur utama Semarang- Solo.
Arus lalu lintas yang keluar dari tol menuju Ambarawa/ Magelang akan dibelokkan ke arah Salatiga (kiri) terlebih dahulu dan nantinya akan disiapkan titik putar balik setelah pertemuan arus lalu lintas dari arah tol dengan jalan nasional.
Dengan demikian, lampu TL yang ada di simpang exit tol Bawen ini tidak diaktifkan. “Tujuannya agar tidak ada kendaraan yang berhenti di lampu merah dari arah Semarang di jalan dengan kontur menurun tersebut,” jelasnya.
Ihwal ini diamini oleh Kapolres Semarang, AKBP Achmad Oka Mahendra menambahkan, terkait hal ini, Satlantas Polres Semarang dan Dishub Kabupaten Semarang akan melakukan kajian dan survei terlebih dahulu.
Inisiatif ini muncul dari Forum Group Discussion (FGD) menyikapi kerawanan kecelakaan lalu lintas di simpang exit tol Bawen, bersama Forkopimda Kabupaten Semarang dan sejumlah pihak terkait, termasuk Forum lalu Litas Kabupaten Semarang.
FGD ini membahas beberapa hal termasuk kemungkinan dilakukannya rekayasa lalu lintas di simpang exit tol Bawen. Karena setelah dievaluasi dua tahun ke belakang di lokasi yang sama kerap terjadi kecelakaan lalu lintas, baik yang menimbulkan maupun nihil korban jiwa.
Ini merupakan upaya ke depan untuk mengurangi kerawanan kecelakaan lalu lintas yang sudah jamak terjadi di lokasi simpang exit tol Bawen. “Dalam waktu dekat, kajian tersebut akan dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Kabupaten Semarang, Tri Martono menyampaikan, ada inisiatif rekayasa arus lalu lintas, agar arus lalu lintas dari arah Semarang tidak berhenti di simpang exit tol Bawen.
Konsekuensinya, pemerintah harus memikirkan lokasi titik putar arah untuk mengakomodir kendaraan/ arus lalu lintas dari dan ke arah GT Bawen.
“Jadi nanti kami cek di lapangan sekaligus kajian guna menentukan lokasi putar baliknya di mana, yang paling aman seperti apa dan seterusnya,” ungkap Tri Martono.