Kamis 21 Sep 2023 15:00 WIB

Ragam Sebab Sepinya Pasar Tanah Abang dan Sentra Retail Lain Menurut Ekonom

Penurunan daya beli ikut memberi andil sepinya transaksi di sentra-sentra retail.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meninjau para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (19/9/2023). Pasar Tanah Abang kini mengalami penurunan penjualan akibat sepi pembeli.
Foto:

Soal jualan secara online khususnya lewat Tiktok Shop, pedagang di Pasar Tanah Abang tak satu suara. Ada yang meminta pemerintah menutup Tiktok Shop, ada juga yang malah merasa terbantu berjualan di platform itu.

"Minta tolong ke pak menteri online shop Tiktok berpengaruh banget buat pedagang di sini," ujar pedagang di Pasar Tanah Abang bernama Anton kepada wartawan, Selasa (19/9/2023).

Dirinya mencontohkan, ada baju gamis yang dijual seharga Rp 39 ribu di Tiktok Shop, padahal ia menjual dengan harga Rp 100 ribu.

Ia mengaku bingung, kenapa harga di platform tersebut bisa lebih murah. Padahal menurut perhitungannya, jika melakukan produksi secara mandiri pun, masih tidak bisa mendapat untung jika dijual seharga Rp 39 ribu.

"Kalau kita pikir, kita beli bahan dan bikin sendiri aja, nggak masuk harganya. Nggak masuk di akal," kata Anton.

Dirinya mengeluhkan, omzetnya kini anjlok. Biasanya ia bisa mengantongi Rp 20 juta per hari, tapi sekarang mendapatkan Rp 2 juta per hari saja sulit.

Pedagang lainnya yaitu Anggi juga mengeluhkan hal serupa. Dirinya pun meminta Tiktok Shop ditutup. 

Ia menyebutkan, omzet atau pendapatannya berkurang sampai 80 persen hingga 90 persen. Biasanya Anggi bisa mendapatkan Rp 40 juta sampai Rp 50 juta per hari, namun kini mengantongi Rp 1 juta saja tidak mudah.

Anggi mengaku sudah menurunkan harga barang dagangannya. Hanya saja tetap tidak bersaing dengan penjual di Tiktok yang menjual dengan harga lebih murah lagi. 

Juliarti, salah satu pemilik usaha toko baju wanita di Tanah Abang turut mengaku, pendapatannya menurun hingga 50 persen sejak musim Lebaran 2023 hingga saat ini. Bahkan ia telah mencoba berjualan online namun tetap saja sepi pembeli.

“Jualan online dan offline sama-sama sepi, bahkan menurun secara drastis. Pendapatan terus berkurang, tetapi harga sewa terus naik. Saya pun pernah ambil bahan baku sampai utang,” tuturnya.

Dirinya mengatakan, sudah berjualan di Tanah Abang selama 10 tahun lebih, dan sekarang dampaknya yang paling terasa. Sebenarnya, sambung dia, setuju dengan adanya e-commerce, tetapi harga jualnya harus sesuai dengan harga pasar.

Sejumlah pedagang di lainnya mengaku terbantu dengan kehadiran aplikasi Tiktok Shop karena bisa menjangkau pembeli dari seluruh wilayah Tanah Air dan tidak mengenal musim-musim tertentu. Nadia, penjual perlengkapan ibadah Muslim di Pasar Tanah Abang menuturkan saat musim haji, Ramadhan dan lebaran, banyak orang yang membutuhkan perlengkapan ibadah sebagai suvenir atau oleh-oleh seperti sajadah, mukena, sarung, tasbih, sampai kurma dan air Zam-Zam dalam kemasan sehingga penghasilan meningkat.

"Sisanya, 10 bulan itu sepi. Nah, sejak ada Tiktok Shop kita fokus jualan di sana, online," ujar Nadia di Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Menurut Nadia, konsumennya menjadi lebih banyak, bahkan jangkauannya lebih luas dari berbagai wilayah di luar Jakarta bahkan dari Papua, Kalimantan, Sulawesi. Menurut perempuan yang sudah setahun bergabung dengan aplikasi dagang daring itu, toko yang dirintis orang tuanya sejak 1997 itu tak pernah keluar dari Tanah Abang, hingga akhirnya memanfaatkan platform jualan tersebut.

 

"Live ini benar-benar membantu kami sekali yang awalnya hanya mengandalkan pendapatan dengan cara jualan konvensional, hanya dari orang-orang yang datang ke Tanah Abang. Semenjak Tiktok Shop ada, konsumen kami lebih luas lagi sehingga pendapatan lebih besar," kata pemilik akun @TokoPutriBungsu itu.

Nadia yang saat ini mempekerjakan 11 karyawan dan membuka lapangan kerja baru mempertanyakan wacana pemerintah yang akan melarang keberadaan platform dagang daring tersebut.

"Ketika ada wacana untuk memisahkan fitur jualan di Tiktok saya dan teman-teman pedagang di Tanah Abang jadi bingung. Kenapa tidak boleh berjualan di media sosial? Padahal terasa sekali bedanya," ujarnya.

Sementara itu Nahda Nabilla, affiliator Tiktok Shop menambahkan, jika kebijakan pemerintah untuk memisahkan Tiktok dengan Tiktok Shop jadi dilakukan, yang terdampak bukan hanya seller, tapi juga affiliator dan pemilik UMKM pada umumnya.

"Pastinya lowongan pekerjaan tidak lagi bisa terbuka dengan luas. Malah bisa jadi mereka yang bergantung jualan daring akan mengalami penurunan pendapatan, dan berimbas pada karyawan yang akan kehilangan pekerjaan," katanya.

photo
Negara yang Melarang Tiktok - (Reuters)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement