Ahad 10 Sep 2023 13:13 WIB

Pengamat: Golkar Jangan Kalah dari PKB

Pengamat minta Golkar jangan kalah dari PKB bisa meloloskan kadernya jadi cawapres.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto menyerahkan cangkul emas kepada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Pengamat minta Golkar jangan kalah dari PKB bisa meloloskan kadernya jadi cawapres.
Foto: Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto menyerahkan cangkul emas kepada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Pengamat minta Golkar jangan kalah dari PKB bisa meloloskan kadernya jadi cawapres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Ari Nurcahyo menilai, manuver PKB kejutkan semua partai usai mendapat kursi cawapres. Termasuk, bagi partai sebesar Golkar yang masih belum mendapat jaminan kursi capres maupun cawapres.

Apalagi, pendaftaran capres-cawapres sudah semakin dekat. Sedangkan, Golkar yang merupakan pemilik kursi parlemen terbanyak kedua setelah PDIP, masih belum bisa menempatkan kader di kontestasi Pilpres 2024.

Baca Juga

Padahal, ia mengingatkan, saham politik Golkar dengan 85 kursi di DPR lebih besar dari Gerindra dengan 78 kursi yang mengusung Prabowo. Ari menilai, kondisi itu membuat koalisi dari poros Prabowo tidak stabil.

Sedangkan, poros Anies dan poros Ganjar sama-sama aman untuk Pilpres 2024. Sebab, poros Anies yang diisi Nasdem-PKB maupun poros Ganjar yang diisi PDIP sudah memenuhi ambang batas untuk mengajukan capres-cawapres.

Kondisi ini membuat banyak pihak memuji kemampuan manuver PKB yang hanya 58 kursi DPR, tapi malah mampu menjamin kursi cawapres untuk Muhaimin Iskandar. Serta, mempertanyakan kemampuan manuver partai sebesar Golkar.

"Golkar, partai yang besar, pernah jadi partai pemenang pemilu, runner up pemilu sebelumnya, jumlah kursi DPR ada 85 kursi, kalau tidak dapat posisi cawapres masa kalah sama kemampuan politik Cak Imin atau PKB," kata Ari, Ahad (10/9).

Direktur Eksekutif Para Syndicate ini merasa, partai sebesar Golkar seharusnya tetap memiliki ambisi menempatkan Airlangga sebagai capres dan Ridwan kamil sebagai cawapres. Bahkan, menempatkan kedua kader.

Berkaca Pemilu 2014, Golkar malah mampu bermain dua kaki. Golkar mampu menempatkan Jusuf Kalla bersama Joko Widodo, dan Golkar secara partai menjadi pengusung untuk Prabowo. Ini langkah politik biasa dari Golkar.

Meski begitu, Ari meyakini, partai sebesar Golkar dengan saham politik yang juga besar untuk 2024 tentu tidak diam. Apalagi, ia menambahkan, Golkar dan kader kader mereka terkenal dengan manuver yang lincah.

"Kalau melihat kondisi politik hari ini, masa Golkar kalah sama PKB, masa Pak Airlangga kalah sama Cak Imin," ujar Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement