REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) meminta masyarakat agar berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal di dunia maya untuk menghindari kejahatan love scamming.
"Jangan mudah percaya ada orang tidak dikenal, baik kepada kita," kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian PPPA Eni Widiyanti dalam bincang media bertajuk "Cegah Perempuan Terjerat Love Scamming", di Jakarta, Jumat (8/9/2023).
KemenPPPA juga mengingatkan agar identitas teman di dunia maya tersebut dipastikan dulu kebenarannya. "Ini perlunya kroscek identitas," ujar Eni.
Selanjutnya, kata dia, jangan pernah mencantumkan data pribadi di media sosial. Jangan mencantumkan nomor telepon, alamat rumah.
Juga, menurutnya, harus diwaspadai jika pelaku meminta password dan username pada akun yang kita miliki. "Kan akun kita sering berkaitan, nanti sekali dia masuk ke akun kita, bisa mengakses ke semuanya. Kita jangan pernah lengah, terlena membagikan username, password," katanya.
Eni menambahkan agar masyarakat jangan meremehkan insting. "Insting itu penting. Apalagi kalau insting kita sudah bicara ini too good to be true. Enggak mungkin ada orang kaya, ganteng, tiba-tiba bilang mau melamar. Apalagi menjanjikan yang indah-indah," kata dia.
Eni mengatakan, literasi digital yang rendah membuat perempuan rentan tertipu terhadap modus love scamming. "Literasi digital harus dibarengi dengan pengetahuan bagaimana risiko-risiko masuk ke dunia digital," katanya.
Love scamming adalah penipuan berkedok asmara secara daring atau online. Biasanya pelaku love scamming menaklukkan korban dengan kata-kata cinta atau janji akan menikahi. Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi berupa uang. Bila tujuan tersebut telah tercapai, kata dia, pelaku biasanya akan menghilang atau sulit dihubungi.