Jumat 08 Sep 2023 09:09 WIB

Terperosok Judi Online karena Teman, Warga Bogor Ini 'Curhat' Titik Baliknya

Judi online ditawarkan secara masif melalui hubungan pertemanan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Lida Puspaningtyas
PPATK: Perputaran Judi Online Capai Rp 81 Triliun
Foto: Republika
PPATK: Perputaran Judi Online Capai Rp 81 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kisah-kisah soal dampak bahaya judi online di masyarakat terus bermunculan. Termasuk warga di Bogor, Jawa Barat, yang sempat terhasut teman bermain judi online hingga menghabiskan uang puluhan juta rupiah.

Salah seorang warga Kota Bogor bernama Azis (bukan nama sebenarnya) berusia 31 tahun, sempat kecanduan judi online sejak lima tahun lalu. Namun pada 2022, ia memutuskan berhenti karena menyadari telah mengalami dampak buruk dari judi online ini.

Baca Juga

“Pertama main lima tahun lalu, dihasut teman bikin status ‘depo Rp 100 ribu, bisa menang Rp 2 juta’. Akhirnya depo, ketagihan. Tapi kalah terus amblas (habis) uang sampai jutaan rupiah,” kata Azis kepada Republika, Jumat (8/9/2023).

Azis mengatakan, ia bisa mengeluarkan uang setiap hari hanya untuk deposit (depo) di situs judi online. Dalam sehari, paling banyak ia bisa menghabiskan uang sebanyak Rp 1,5 juta. Sedangkan rekor kemenangan tertinggi yang pernah didapatnya hanya sebesar Rp 4 juta.

Ia bahkan sempat mencoba meminjam uang melalui pinjaman online (pinjol) supaya bisa mengembalikan uangnya. Namun ternyata, uangnya semakin banyak habis, seiring dengan rasio kekalahannya yang semakin besar, tapi tak kunjung ‘balik modal’.

“Total uang saya selama lima tahun sudah habis puluhan juta rupiah. Titik balik berhenti itu ketika uang di rekening Rp 0 dan tidak bisa menjalani kehidupan. Gaji habis. Akhirnya stop dan menghindari teman-teman yang toxic,” ucapnya.

Sama halnya dengan yang dialami warga Kabupaten Bogor bernama Sinta (26). Tahun lalu ia sempat bermain judi online karena diajak oleh temannya.

Bahkan, kata Sinta, teman yang mengajaknya itu sempat memberi modal berupa uang di awal ia bermain hingga menang beberapa kali. Hal itu pun membuat Sinta ketagihan hingga merogoh koceknya sendiri.

“Padahal awalnya mah saya nggak main. Kalau diakumulasi total saya sudah habis uang Rp 5 juta karena nggak pernah main gede (mengeluarkan uang banyak),” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, keseharian Sinta menjadi berantakan. Bermain judi online pada malam hari, membuatnya bergadang hingga telat bangun tidur di pagi hari, bahkan kerap terlambat berangkat kerja.

Sinta yang merasa tidak kunjung menang juga menyita pikirannya. Judi online yang mulai membuat candu itu pun menjadi beban baru, hingga akhirnya Sinta memutuskan untuk berhenti sebelum hidupnya benar-benar berantakan.

“Saya merasa rugi dan berhenti karena membuang waktu, membuat malas, dan membuat kita tidak berpikir ke depan. Dalam berjudi yang didapat tidak sepadan dengan yang dipertaruhkan. Emang kadang ada menangnya, tapi yang namanya judi itu kebanyakan pasti kalah,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement