Rabu 06 Sep 2023 20:46 WIB

Jokowi Ajak AS Jadi Kekuatan Positif demi Perdamaian Indo-Pasifik

Jokowi menyampaikan bahwa penting bagi ASEAN dan AS untuk bermitra.

US Vice President Kamala Harris (L) walks with Indonesia
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
US Vice President Kamala Harris (L) walks with Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Amerika Serikat untuk menjadi kekuatan positif dalam menjaga Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera melalui kerja sama konkret yang inklusif.

Pernyataan itu muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, AS dan China, untuk berebut pengaruh di Indo-Pasifik, yang dikhawatirkan mengancam kestabilan dan perdamaian di kawasan.

Baca Juga

“ASEAN telah sepakat untuk terus menjalankan fungsinya sebagai lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan di mana Indo-Pasifik harus menjadi platform kolaborasi,” ucap Jokowi saat membuka KTT ke-11 ASEAN-AS di Jakarta, Rabu.

Delegasi AS dipimpin oleh Wakil Presiden Kamala Harris.

Jokowi menyampaikan bahwa penting bagi ASEAN dan AS untuk bermitra yang kokoh dan berkelanjutan karena Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat menjanjikan. Asia Tenggara diprediksi menjadi urat nadi perdagangan internasional pada 2045 dan berkontribusi 5,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Kondisi itu, lanjut Jokowi, tidak hanya akan menguntungkan AS, tetapi juga ASEAN.

Namun, Jokowi juga menegaskan bahwa kemitraan tersebut hanya dapat terwujud jika ada komitmen kuat dari kedua pihak untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.

Indonesia –ketua ASEAN 2023– pada Rabu menyambut para pemimpin dunia untuk menghadiri pertemuan puncak antara negara-negara anggota ASEAN dan para mitra. Selain dengan Wakil Presiden AS, KTT ASEAN juga dilakukan bersama Perdana Menteri China Li Qiang dan para pemimpin dari berbagai negara mitra termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Dalam KTT ke-43 ASEAN, Selasa (5/9), Presiden Jokowi menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara tidak boleh dijadikan sebagai arena rivalitas yang saling menghancurkan.

Para pemimpin ASEAN juga telah sepakat untuk tidak mengizinkan kawasan Asia Tenggara dijadikan sebagai proxy bagi kekuatan mana pun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement