REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya menyatakan bakal calon presiden Ganjar Pranowo memiliki rekam jejak baik saat jabat Gubernur Jawa Tengah sehingga layak bisa memimpin negeri ini.
"Kini masyarakat Indonesia semakin memahami bahwa seorang presiden harus memiliki rekam jejak yang baik," kata Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono melalui keterangannya di Surabaya, Rabu.
Ganjar Pranowo mengakhiri masa baktinya sebagai Gubernur Jawa Tengah pada 5 September 2023. Setelah memimpin Jawa Tengah dua periode sejak 2013, kini Ganjar bisa lebih leluasa menjelajahi Indonesia untuk bertemu berbagai rakyat di berbagai wilayah.
Bakal calon presiden 2024 yang diusung PDI Perjuangan itu bersiap menghadapi kontestasi Pemilu pada 14 Februari 2024. Selesai memimpin Jawa Tengah, kader-kader banteng Kota Surabaya menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan kepemimpinan politisi berambut putih itu.
"Kader-kader banteng Surabaya merasa bangga atas kepemimpinan Mas Ganjar yang merakyat dan mengayomi terutama wong cilik, rakyat kecil," kata Adi yang juga Ketua DPRD Surabaya ini.
Menurutnya, semua bergerak untuk pengabdian Ganjar untuk memimpin Indonesia di masa depan. "Mas Ganjar semakin dicintai rakyat di berbagai pelosok dan wilayah, yang beraneka ragam," ujarnya.
Adi menambahkan Ganjar memiliki ciri kepemimpinan yang sangat cocok untuk Indonesia, yaitu merakyat, rajin mendengar, tidak otoriter, tidak memiliki rekam jejak buruk, mampu bekerja cepat, teruji di lapangan, dan memberi teladan kepemimpinan dalam keluarga yang harmonis.
"Saya melihat di televisi dan media sosial, betapa masyarakat Jateng hiruk-pikuk melepas masa akhir pengabdian Mas Ganjar sebagai gubernur. Ada rasa haru di mana-mana, menunjukkan kecintaan rakyat kepada Mas Ganjar. Itu menjadi bukti kepemimpinan Mas Ganjar sudah teruji karena mampu melayani warga dengan baik," katanya.
Dari kepemimpinan Ganjar, lanjut Adi, kini masyarakat Indonesia semakin memahami bahwa seorang presiden selain memiliki rekam jejak yang baik juga punya pengalaman memimpin bersentuhan langsung dengan masyarakat. "Termasuk, pastinya tidak punya rekam jejak melakukan kekerasan kepada rakyat," tutur Adi.
Adi mencontohkan sejumlah program Ganjar yang pro-rakyat mulai dari mengembangkan SMKN Jateng yang sepenuhnya gratis dari biaya pendidikan sampai biaya makan. Hal itu mampu membawa manfaat bagi masyarakat miskin.
Ganjar juga intens memenuhi kebutuhan dasar rakyat terkait rumah layak huni, jamban, air bersih hingga listrik gratis.
Selama kepemimpinannya, Ganjar sukses mengentaskan 1,02 juta warga miskin menjadi tidak miskin. Ganjar merehabilitasi 1,04 juta rumah warga miskin, membangun 10.942 km jalan provinsi sebagai pengungkit, dan pemerataan pertumbuhan ekonomi.
"Yang juga sangat penting, Mas Ganjar ini pemimpin antikorupsi. Beliau mengantarkan Pemprov Jateng selalu dapat apresiasi antikorupsi dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Kalau pemimpinnya antikorupsi, Insya Allah Indonesia makin makmur dan maju ke depan. Melanjutkan apa yang sudah dijalankan Presiden Jokowi," kata Adi.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.