REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Generasi Z (1997-2012) lahir dan hidup di era teknologi. Karenanya, mereka sangat akrab dengan internet dan ponsel pintar. Berbagai studi seperti dari State University of New York mengungkap bahwa hampir semua Gen Z (98 persen) menggunakan smartphone untuk berselancar di internet hampir sepanjang waktu.
Studi yang melibatkan 500 mahasiswa itu juga mengungkap bahwa lebih dari setengah Gen Z menghabiskan 9 jam atau lebih, dalam satu hari untuk menggunakan smartphone mereka. Lalu hampir setengahnya menghabiskan 3-8 jam per hari untuk menggunakan smartphone.
Ketergantungan terhadap teknologi dan internet juga pada akhirnya menyebabkan minat baca Gen Z yang rendah. Sri Marganingsih selaku Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Perpusnas, mengatakan bahwa untuk meningkatkan minat baca Gen Z memang cukup menantang.
“Membaca itu sering kali dianggap membosankan dan tidak seru, seperti ketika mereka bermain gim atau berselancar di media sosial. Itu memang keadaan yang terjadi saat ini, sekaligus tantangan bagi kita,” kata Sri dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Menurut Sri, orang tua memiliki peran krusial dalam memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya membaca. Orang tua juga diharapkan dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam hal membaca. Jangan sampai, orang tuanya sendiri malah lebih mementingkan gawai dibanding membaca.
Dalam upaya meningkatkan minat baca Gen Z, pemerintah tentu memiliki andil. Salah satu upaya itu direalisasikan dengan menyediakan akses buku secara digital yang telah bisa diakses di BintangPusnas.
“Sekarang sudah lebih dari 1,3 juta koleksi buku yang dapat diakses. Ini termasuk buku-buku bacaan yang beragam, bukan hanya kebutuhan sekolah,” kata dia.
Sri optimistis bahwa gen Z sebetulnya memiliki minat untuk membaca. Asalkan, kata dia, bahan-bahan bacaan yang tersedia harus sesuai dengan minat dan bakat mereka. Selain itu, bacaan tersebut juga disampaikan dengan bahasa populer yang mudah dipahami.
“Itu juga yang membuat kami berupaya untuk bukan hanya menambah koleksi bacaan, tapi juga bagaimana buku yang tersedia sesuai dengan minat generasi muda,” kata Sri.