Senin 04 Sep 2023 08:42 WIB

Sudahi ‘Drama’ Internal Kalian, PBSI!

Drama di internal PBSI kembali terjadi dengan pemindahan Herry IP ke ganda campuran.

Sejumlah atlet bulutangkis melakukan latihan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta. Drama di internal PBSI kembali terjadi dengan pemindahan Herry IP ke ganda campuran.
Foto:

Situasi pelatih di PBSI yang ‘asal-asalan diangkat’ ini juga sempat dikeluhkan Taufik Hidayat dalam sebuah obrolan dengan para wartawan tahun lalu. Taufik menyebut telah mundur dari kepengurusan PBSI sejak awal 2022. Dalam kepengurusan PBSI periode 2020-2024, Taufik Hidayat diangkat sebagai staf ahli Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres).

Selain merasa hanya sebagai boneka dalam kepengurusan, Taufik Hidayat juga ‘menyentil’ soal keberadaan pelatih yang tidak sinkron di lapangan, antara pelatih senior dan junior. Pun dengan pelatih. Seharusnya, kata Taufik, memasukkan pelatih-pelatih baru juga harus dipikirkan secara hati-hati.

"Ini ada karakter pelatih yang nggak bagus, malah main masuk (Pelatnas) saja," ujar peraih emas Olimpiade 2004 ini.

Politik di tubuh internal PBSI ini juga ikut menentukan satu pasangan ganda campuran dari PB Djarum, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emmanuelle Widjaja yang saat ini juga sedang bersaing untuk memperebutkan poin ke Olimpiade 2024. Dejan/Gloria, atau khususnya Dejan yang masih muda dan diperkirakan memiliki masa depan yang cerah, untuk ditarik ke Pelatnas rasanya akan sulit.

Saat ini, raihan poin Dejan/Gloria dengan 2 pasangan ganda campuran Pelatnas lainnya yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati masih beda-beda tipis. Jika ganda campuran hanya meloloskan 1 wakil, Indonesia kemungkinan akan mengirimkan Rinov/Pitha atau Rehan/Lisa.

Meski Dejan/Gloria bisa jadi memiliki poin dan peringkat yang lebih baik, hal ini tidak akan mempengaruhi keputusan PBSI. Kecuali, jika Dejan/Gloria memenangkan 1 turnamen minimal Super 300 dan memiliki keunggulan poin yang lebih jauh dari 2 pasangan Pelatnas. Jika PBSI tidak melirik Dejan/Gloria, tentu kita sudah bisa menilai alasan PBSI tetap menutup mata. Politis!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement