Rabu 30 Aug 2023 04:58 WIB

Antrean Lansia Panjang, Muhadjir Dorong Transformasi Penyelenggaraan Haji

Menko Muhadjir mewacanakan masyarakat dilarang berangkat haji lebih dari sekali.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi Raudhah di sela kunjungannya di Makkah dan Madinah, Sabtu (3/6/2023).
Foto: Dok mch 2023
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi Raudhah di sela kunjungannya di Makkah dan Madinah, Sabtu (3/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu terus mentransformasikan penyelenggaraan haji agar tetap dapat menjaga kesehatan jamaah selama beribadah hingga kembali pulang ke rumah masing-masing. Mengingat, ke depannya persoalan kesehatan semakin kompleks karena semakin banyak usia lansia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai, kegiatan seminar penting dan harus mendapatkan kesimpulan yang dapat direkomendasikan dan diimplementasikan untuk memperbaiki pelayanan haji, khususnya di sektor kesehatan. 

"Semakin banyak yang lansia karena antrean yang panjang. Itu masalah serius yang harus dipersiapkan," ujar Muhadjir di Jakarta dikutip Rabu (30/8/2023). Upaya itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kemandirian kesehatan jamaah haji.

Muhadjir juga membuka wacana untuk melarang masyarakat untuk pergi haji lebih dari satu kali. Hal itu dirasa memungkinkan untuk memotong lamanya antrean keberangkatan. 

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut menilai, kewajiban haji bagi yang mampu hanya satu kali, sementara kesempatan selanjutnya harus diberikan kepada masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji. "Wacana ini perlu dibahas karena jamaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan," kata Muhadjir.

Berdasarkan data, penyelenggaraan haji pada 2023, sebanyak 43,78 persen jamaah berusia lebih dari 60 tahun. Sedangkan, jamaah haji Indonesia yang meninggal pada tahun itu mencapai 774 orang dengan mayoritas kategori lansia.

Dari data tersebut, secara epidemiologi, jemaah haji lansia mempunyai risiko untuk meninggal 7,1 kali dibandingkan jamaah haji bukan lansia, dengan penyakit terbanyak penyebab kematiannya adalah sepsis (infeksi yang menimbulkan kegagalan organ), syok kardiogenik (ketidakmampuan jantung memompa darah), serta penyakit jantung koroner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement