REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lhokseumawe, Aceh, menyebut ada sekitar 40 ribu pengguna baru layanan sistem pembayaran nontunai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Kota Lhokseumawe hingga pertengahan tahun 2023. Total nilai transaksi mencapai Rp 8 miliar.
Kepala Bank Indonesia Lhokseumawe, Gunawan, mengatakan pengguna layanan transaksi nontunai QRIS tahun ini terus meningkat apabila dibandingkan dengan angka pada tahun sebelumnya yang hanya 12 ribu pengguna.
“Jumlah transaksi juga saat ini telah mencapai Rp 8 miliar dari sebelumnya hanya Rp 1,2 miliar,” kata Gunawan di Kota Lhokseumawe, Ahad (20/8/2023).
Hal itu disampaikan Gunawan saat Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Lhokseumawe meresmikan Pekan QRIS Nasional tahun 2023 dan Pemasalan Olahraga Senam di Pasar Kuliner Lhokseumawe, dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Ia menjelaskan, sistem pembayaran pemerintah maupun pedagang menjadi perhatian dari pihak perbankan. Apabila sistem pembayaran lancar maka pertumbuhan ekonomi akan bisa terus ditingkatkan, tentu dengan peran serta dan dukungan masyarakat.
"Kami berusaha transaksi yang dilakukan masyarakat tidak terhambat dan tidak ada kendala, sehingga harapannya penggunaan QRIS ini bisa lancar dan pertumbuhan ekonomi dapat terus didorong,” ujarnya.
Pekan QRIS Nasional 2023 dan Pemasalan Olahraga Senam itu terpusat di Pasar Kuliner Lhokseumawe, sebagai salah satu upaya BI dan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Di sisi lain, Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran mengharapkan agar UMKM di daerah itu terus tumbuh, dengan adanya kolaborasi dari seluruh elemen maupun instansi untuk menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan banyak pihak di Pasar Kuliner Lhokseumawe.
Apalagi, lanjut dia, pemasalan senam per hari ini telah diresmikan dan akan berkelanjutan setiap akhir pekan. Tentu, wadah ini ditargetkan dapat berdampak pada peningkatan sektor ekonomi, dan juga memberi dampak baik bagi kesehatan masyarakat.
"Kalau kita lihat itu antusiasme itu tadi masyarakat, luar biasa. Jika bisa kelola, kita kolaborasikan, ini tentunya akan membawa dampak yang luar biasa. Senam ini nanti bisa memberi kontribusi bagi UMKM. Jika bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi lokal kenapa tidak diteruskan," ujarnya.
Kata dia, Pasar Kuliner Lhokseumawe rutin diselenggarakan setiap akhir pekan. Acara ini merupakan gagasan dari pemerintah kota setempat untuk meningkatkan kembali gairah UMKM pasca dilanda COVID-19. Sekaligus wadah bagi pemerintah dan BI untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat dan pedagang, untuk melakukan transaksi dengan menggunakan QRIS.