REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim jumlah kemisikinan di Jabar dalam setahun terakhir turun 182 ribu orang.
Dalam kesempatan Tepas (Temu Pemimpin untuk Aspirasi Masyarakat) Edisi 20 dengan tema 'Lima Tahun Pembangunan Jabar Juara', Ridwan Kamil menuturkan kini 182 ribu warga Jabar sudah tidak lagi berstatus miskin.
"Kemiskinan di Jabar setahun terakhir turun 182 ribu orang," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di area Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung, akhir pekan ini.
Emil menjelaskan, turunnya 182 ribu warga miskin dalam setahun apabila dibagi ke dalam 52 minggu. Maka di Jabar, per pekan status miskin 3.500 warga hilang atau naik status ke lebih sejahtera.
Menurut Emil, walaupun anggaran dari Pemerintah Pusat tidak sebesar provinsi lain di Pulau Jawa. Namun Jabar mampu menekan angka kemiskinan dan kini menyentuh angka 7 persen lebih. Provinsi besar lainnya di Jawa, angka kemiskinannya masih tinggi dari Jabar padahal Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Pusatnya lebih besar ketimbang Jabar.
"Jabar dibanding provinsi besar lain di Pulau Jawa walaupun dengan ketidakadilan fiskal tingkat kemiskinannya paling rendah tujuh koma sekian persen. (Provinsi) Yang lain masih sembilan koma bahkan dua digit. Artinya dengan uang terbatas saja kami bisa luar biasa," paparnya.
Turunnya angka kemiskinan di Jabar, kata dia, berkat keberhasilan sederet program yang muaranya pada peningkatakan kesejahteraan masyarakat.
Emil mengatakan, dana zakat yang dikelola oleh Baznas Jabar setiap tahunnya selalu meningkat. Realisasi dana umat tahun lalu dari target Rp 1,6 triliun meningkat jadi Rp 2,5 triliun.
"Dana zakat kita ditargetkan Rp 1,6 triliun realisasinya malah lebih menjadi Rp 2,5 triliun. Makanya target tahun 2023 ini adalah Rp 3,7 triliun. Kemana uangnya, ya kembali ke umat," katanya.
Emil menginstruksikan penggunaan dana zakat tidak hanya memberikan uang kepada kaum dhuafa tetapi juga dibikin fasilitas dan kewirausahaan. Optimalisasi dana zakat inilah yang menjadi salah satu faktor penurunan angka kemiskinan di Jabar.
"Zakat saya geserkan, Baznas saya suruh tidak ngasih dhuafa uang tapi bikin fasilitas juga. Sebanyak 5.018 bisnis baru tahun ini lahir di pesantren-pesantren. Itu adalah program ekonomi keumatan," katanya.
Emil tak memungkiri, sejumlah pekerjaan rumah pembangunan masih ada selama lima tahun kepemimpinannya karena pembangunan sudah barang tentu tidak ada kata selesai.
Namun demikian di era kepemimpinan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum, target-target pembangunan sudah tercapai di 16 hari sebelum jabatannya berakhir, tepatnya 5 September 2023.
"Hasilnya saya meninggalkan Jabar dengan kondisi gemah ripah repeh rapih. PR memang masih ada, jadi saya tidak bisa mengklaim pembangunan sudah selesai," katanya.