Sabtu 19 Aug 2023 00:44 WIB

Dokter Paru Nilai Sumber Polusi Udara Jakarta Mayoritas dari Sektor Transportasi

Sumber polusi lainnya dari industri, pembakaran hutan, dan aktivitas domestik.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andri Saubani
Pengunjung beraktivitas di Perpustakaan Nasional dengan latar belakang polusi di langit Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta sudah berada diangka 156 dengan keterangan tidak sehat. Hal tersebut diakibatkan emisi transportasi, aktivitas industri di Jabodetabek serta ondisi kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir. Presiden Joko Widodo merespon kondisi tersebut dengan menginstruksikan kepada sejumlah menteri dan Gubernur untuk segera menangani kondisi polusi udara dengan memberlakukan kebijakan WFH untuk mengatasi emisi transportasi, mengurangi kendaraan berbasi fosil dan beralih menggunakan transportasi massal, memperbanyak ruang terbuka hijau, serta melakukan rekayasa cuaca.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung beraktivitas di Perpustakaan Nasional dengan latar belakang polusi di langit Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta sudah berada diangka 156 dengan keterangan tidak sehat. Hal tersebut diakibatkan emisi transportasi, aktivitas industri di Jabodetabek serta ondisi kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir. Presiden Joko Widodo merespon kondisi tersebut dengan menginstruksikan kepada sejumlah menteri dan Gubernur untuk segera menangani kondisi polusi udara dengan memberlakukan kebijakan WFH untuk mengatasi emisi transportasi, mengurangi kendaraan berbasi fosil dan beralih menggunakan transportasi massal, memperbanyak ruang terbuka hijau, serta melakukan rekayasa cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini berita terkait polusi udara di kota Jakarta begitu ramai di masyarakat. Berdasarkan Air Quality Index (AQI) beberapa tahun terakhir dilaporkan kondisi kualitas udara di kota Jakarta dikategorikan tidak sehat atau unhealthy (AQI >150). Demikian juga terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia seperti Tangerang Selatan, Terentang dan Mempawah di Kalimantan Barat, Serang Banten, Bandjarbaru Kalimantan Selatan, Palembang dan lain lain.

 

Baca Juga

Dokter spesialis paru, Feni Fitriani Taufik mengungkapkan pada beberapa hari terakhir dilaporkan Jakarta merupakan kota nomor 1 terpolusi di dunia (Versi IQAir). "Tentunya kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan dapat menimbulkan dampak pada kesehatan pada masyarakat," ujarnya dalam konferensi pers Polusi Udara dan Kesehatan Paru, Jumat (18/8/2023).

Sumber polusi udara

Ia menjelaskan, polusi udara adalah campuran partikel kompleks dan gas yang berasal dari antropogenik dan alam yang mengalami modifikasi secara kimia di atmosfer. Polusi udara terbagi atas polusi udara luar ruangan (outdoor air pollution) dan polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution). Polutan udara luar ruangan yang paling banyak ditemukan di daerah perkotaan yaitu particullate matter (PM), nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3) dan sulfur dioksida (SO2). 

 

Menurutnya sumber polusi udara dapat berasal dari proses alam (kebakaran hutan, erupsi gunung berapi, badai dan lainnya), sektor transportasi (gas buang kendaraan, debu di jalan raya), sektor industri (pembakaran bahan bakar, proses industri dan lainnya) dan sektor rumah tangga (pembakaran biomas, asap rokok dan lainnya). 

"Berdasarkan data yang ada, sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi (80 persen) diikuti dengan dari industri, pembakaran hutan dan aktivitas domestik," paparnya.

Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri, konstruksi dan kondisi musim kemarau juga ditengarai memperburuk kualitas udara. World Health Organization (WHO) mencatat saat ini 92 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas udara yang buruk. WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian (2 juta di asia tenggara) berhubungan dengan polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement