REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mewaspadai kebakaran hutan dan lahan di 50 titik panas. Kewaspadaan ini sebagai langkah mengantisipasi bencana kebakaran selama musim kemarau dan perubahan iklim El Nino di daerah itu.
"Kami bersama masyarakat peduli api berpatroli memantau desa-desa yang terdeteksi titik panas untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan ini," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Selasa (15/8/2023).
Ia mengatakan pada puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan Agustus 2023, titik panas di Provinsi Kepulauan Babel sudah mencapai 50 titik yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan kekeringan. "Saat ini, upaya pencegahan kebakaran ini difokuskan di Kabupaten Bangka Tengah, Belitung dan Bangka Barat yang merupakan daerah terbanyak terdapat titik panasnya," kata Mikron.
Menurut dia peningkatan titik panas pada puncak musim kemarau diperkirakan Agustus dan puncak perubahan iklim El Nino pada Oktober 2023 tidak hanya disebabkan suhu udara naik tetapi juga pantulan sampah dan air. "Sekitar 80 persen titik panas ini terdeteksi karena adanya kebakaran, sementara sisanya karena adanya pantulan sampah dan air," katanya.
Ia menyatakan selama musim kemarau ini, suhu panas di Kepulauan Babel mengalami peningkatan satu derajat atau masih kisaran 34 hingga 36 derajat celcius. "Alhamdulillah, suhu panas di Babel masih di bawah 38 derajat celcius atau masih normal, tidak seperti daerah-daerah lainnya yang sudah mengalami suhu panas ekstrem yang mencapai 40 derajat celcius," katanya.