Senin 14 Aug 2023 18:33 WIB

Koalisi Bertambah, Pakar Beberkan Kriteria Pendamping Prabowo yang Tepat

Cawapres Prabowo harus menambah elektabilitas dan menjadi perekat koalisi.

Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN),dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi meneken kerja sama untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN),dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi meneken kerja sama untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) pada Ahad (13/8/2023), resmi bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Kedua partai itu kini satu koalisi dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengusung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto.

CEO Strategi Lingkar Nusantara, Aldhi Bakti Prabowo menilai, bergabungnya kedua partai itu tentu menambah kekuatan dan elektabilitas Prabowo saat ini. Dia menilai, basis kekalahan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan beberapa provinsi di Kalimantan, Sulawesi, serta Indonesia timur, bisa ditutupi oleh kekuatan koalisi saat ini.

"Kehadiran mereka bisa menjadi kekuatan baru bagi Prabowo untuk menutup kekalahan-kekalahan suara di beberapa wilayah," kata Aldhi kepada media di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Dia menyampaikan, basis suara Prabowo pada 2019 saat ini terpecah oleh kehadiran Anies Rasyid Baswedan yang meraup suara dari kantong barisan oposisi. Karena itu, tambahan Golkar dan PAN bisa mendongkrak suara Prabowo di kantong wilayah lain yang menjadi basis suara Anies dan Ganjar Pranowo.

"Hadirnya Golkar, PAN dan PKB akan mempertipis dan menjaga elektabilitas Prabowo di kantong-kantong wilayah lain, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi, serta Sumatra," jelas Aldhi.

Adapun peran pendamping Prabowo nanti juga menjadi pembahasan penting. Sosoknya selain bisa menambah elektabilitas Prabowo, sambung dia, juga harus menjadi perekat koalisi.

Menurut Aldhi, pendamping Prabowo haruslah sosok yang mampu menjaga koalisi serta memiliki pengaruh di segmen pemilih besar, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan wilayah lainnya. "Cawapres yang cocok untuk Prabowo merupakan seseorang yang mampu mengakselerasi gagasan serta visi Prabowo," kata Aldhi.

Dia menilai, yang terpenting dalam sosok cawapres Prabowo ialah harus mampu menutupi kekurangan yang ada di Partai Gerindra secara lembaga atau Prabowo secara pribadi. "Selain itu, figurnya harus memiliki pengaruh di wilayah Jawa Timur, karena Jawa Timur menjadi kunci untuk pertarungan suara antar tiga kandidat calon hari ini," ucap Aldhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement