Selasa 15 Aug 2023 19:04 WIB

Peluang Koalisi Besar Terbuka Lagi Usai Golkar-PAN Merapat Prabowo

Pengamat menilai peluang koalisi besar terbuka lagi usai Golkar-PAN dukung Prabowo.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Pengamat menilai peluang koalisi besar terbuka lagi usai Golkar-PAN dukung Prabowo.
Foto: Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Pengamat menilai peluang koalisi besar terbuka lagi usai Golkar-PAN dukung Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Besar untuk meneruskan warisan Presiden Joko Widodo sempat mengemuka pada awal 2023. Peluang Koalisi Besar dinilai kembali terbuka usai Golkar-PAN resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Pengamat politik, Ari Nurcahyo, menyoroti klaim-klaim dari elit-elit Partai Gerindra tentang merapatnya Partai Golkar dan PAN. Mereka berani menyatakan, keputusan itu memang terwujud atas restu Presiden Jokowi.

Baca Juga

Walau Golkar-PAN membantah dan menyatakan itu sebagai keputusan mandiri, mereka sepakat melakukan deklarasi bersama. Apalagi, baik Ketua Umum Golkar maupun Ketua Umum PAN, sama-sama ingin meneruskan warisan Jokowi.

"Mereka punya kesamaan memilih pemimpin yang tepat meneruskan Jokowi, menjadikan Indonesia dari negara berkembang ke negara maju. Memang poin-poin yang selama ini disorot Pak Jokowi," kata Ari, Selasa (15/8).

Maka itu, ia merasa, kalau klaim-klaim dari Partai Gerindra itu benar berarti memang ada desain besar yang disiapkan Jokowi untuk Koalisi Besar. Artinya, mencoba menduetkan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo.

Terlebih, Ari mengingatkan, elektabilitas Prabowo dan Ganjar beberapa waktu belakangan semakin menjauh. Direktur Eksekutif Para Syndicate itu merasa, jarak elektabilitas ini semakin membuka peluang Koalisi Besar.

"Koalisi Besar menduetkan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo semakin mungkin jika jarak elektabilitas antara Prabowo-Ganjar mulai melebar," ujar Ari.

Ia menekankan, ketika elektabilitas mereka bersaing ketat, mereka sama-sama merasa memiliki peluang menjadi capres. Tapi, ketika terjadi jarak elektabilitas, ruang kemungkinan membangun Koalisi Besar semakin besar.

"Menduetkan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo, tergantung siapa yang leading secara elektabilitas," kata Ari.

Ari merasa, peluang ini yang dilihat oleh Golkar dan PAN. Sebab, saat Golkar dan PAN sudah merapat Prabowo, tinggal selangkah lagi Koalisi Besar terbentuk asalkan pelebaran gap elektabilitas konsisten terjadi.

Apalagi, syarat elektabilitas semakin melebar dan syarat koalisi Golkar dan PAN sudah terjadi. Artinya, tinggal membuka komunikasi antara poros Prabowo dan poros Ganjar untuk mewujudkan Koalisi Besar menuju 2024.

"Saya melihat, memang masuknya Golkar dan PAN membuka peluang untuk Koalisi Besar," ujar Ari.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement