Ahad 13 Aug 2023 10:35 WIB

Doktor Psikologi UI Kaji Fenomena Gerakan Hijrah dan Intoleransi dalam Beragama

Doktor Psikologi UI mengkaji fenomena gerakan hijrah dan intoleransi dalam beragama.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Momentum Hijrah (ilustrasi). Doktor Psikologi UI mengkaji fenomena gerakan hijrah dan intoleransi dalam beragama.
Foto:

Pelaku hijrah tipe individualis mencapai makna hidup melalui pemenuhan kebutuhan epistemik. Sedangkan pelaku hijrah tipe kolektivis mencapainya melalui hubungan sosial dan identitas kelompok.

Roosalina dalam penelitiannya juga melibatkan partisipasi masyarakat umum untuk menguji peran orientasi kolektif sebagai mediator dalam perkembangan intoleransi beragama dan entitativitas kelompok sebagai faktor penghubung.

Hasil temuan menunjukkan bahwa ketidakpastian berdampak pada orientasi kolektif yang mempengaruhi pembentukan intoleransi beragama, baik dalam skala antar-agama maupun intra-agama. Selain itu, entitativitas kelompok dapat memperkuat pengaruh orientasi kolektif terhadap intoleransi antar-agama.

"Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi signifikan pada pemahaman transformasi spiritual dan dinamika sosial di kalangan umat Muslim di Indonesia," kata dia.

"Studi ini juga bisa menjadi landasan penelitian lanjutan tentang strategi meningkatkan toleransi dan pemahaman antar-agama. Terlebih lagi, intoleransi kerap muncul dalam peristiwa politik tanah air, seperti Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Umum, atau Pemilihan Presiden yang akan dilaksanakan tahun depan,” ujarnya melanjutkan.

 

Berkat penelitiannya, Roosalina memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Psikologi UI dengan predikat Sangat Memuaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement