Sabtu 12 Aug 2023 12:57 WIB

Bawaslu Gandeng Google Tangkal Disinformasi Pemilu 

Konten-konten untuk menangkal disinformasi akan menyasar anak muda.

Rep: Febryan A/ Red: Andri Saubani
Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenty.
Foto: Republika/Febryan A
Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenty.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI dan Google Indonesia akan bekerja sama dalam menangkal disinformasi pemilu melalui program-program kreatif milik Google. Konten-konten untuk menangkal disinformasi itu akan menyasar anak muda. 

"Kalau dilihat dari programnya, sepertinya, cara Google ini menjadi hal yang pas dalam mengampanyekan isu kepemiluan," kata Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenty ketika rapat daring dengan tim Google Indonesia secara daring, Jumat (11/7/2023). 

Baca Juga

Lolly melanjutkan, rencana kerja ini tepat untuk membantu kerja-kerja Bawaslu, terutama pada tiga isu khusus, yakni mencegah terjadinya politik uang, menegakkan netralitas ASN, dan mencegah politisasi SARA. Dia pun berharap Google jsa mengemas isu-isu tersebut dengan kreatif. 

"Nah ini menjadi fokus Bawaslu karena tiga isu selalu jadi trending setiap pemilu. Saya percaya tim Google, dapat menyampaikan materi ini dengan konten yang kreatif," kata Lolly. 

Product Marketing Manajer Google Indonesia Ravina Gobindram menjelaskan, pihaknya menawarkan program kerja sama kepada Bawaslu untuk mengedukasi masyarakat, khusunya pemuda agar mampu memilah informasi kepemiluan dengan baik. Sejauh ini, Google Indonesia sudah melakukan beberapa kampanye untuk menangkal disinformasi yang marak jelang pemilu. 

Salah satunya dengan mengadakan kuis bertajuk 'Rechek Sebelum Kegocek'. "Kita membuat sesatu yang tidak kaku, ada lucunya, tapi membuat orang waspada akan missinformasi yang ada," ujarnya. 

Senada dengan Ravina, Senior Hubungan Pemerintah Google Indonesia Arianne Santoso mengungkapkan penyampaian program dengan menyisipkan konten komedi, sudah berdasarkan riset, di mana masyarakat Indonesia senang akan hal berbau komedi. 

"Meskipun ada unsur komedi dalam penyampaiannya, tapi tetap menjunjung tinggi netralitas," ujarnya. 

Lolly meminta pemilihan talent untuk mengisi program kuis semisal, 'Rechek Sebelum Kegocek' haruslah sosok yang tidak berpihak kepada calon tertentu. "Saya sih inginnya, talent yang dipilih, tidak berpihak kepada calon peserta pemilu mana pun," harapnya

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement