Jumat 11 Aug 2023 23:11 WIB

Dinkes Kalbar Sebut 19 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD di Wilayah Tersebut

Hingga Agustus 2023 Dinkes Kalbar mencatat ada 1.306 kasus DBD.

Petugas melakukan fogging atau pengasapan di pemukiman yang terkena positif DBD. Di Kalbar, sudah ada 19 orang meninggal sepanjang 2023 akibat DBD.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di pemukiman yang terkena positif DBD. Di Kalbar, sudah ada 19 orang meninggal sepanjang 2023 akibat DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Erna Yulianti mengatakan adanya peningkatan kasus kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut. Jumlah korban meninggal sejauh ini sebanyak 19 orang.

"Hingga Agustus 2023 ini, Dinkes Kalbar mencatat 1.306 kasus DBD yang dilaporkan berasal dari berbagai daerah di Kalbar. Angka ini mencerminkan meningkatnya kasus DBD dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 900 lebih kasus, dimana hal ini mengundang keprihatinan serius dari pihak berwenang dan masyarakat umum," kata Erna di Pontianak, Jumat (11/8/2023).

Baca Juga

Terkait hal tersebut ia menekankan pentingnya kolaborasi aktif antara Dinkes Provinsi dan dinas-dinas kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Erna meminta para pejabat kesehatan lokal meningkatkan upaya pengawasan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit DBD di daerah masing-masing.

Langkah ini melibatkan edukasi masyarakat tentang tindakan preventif yang dapat diambil guna mengurangi risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Selain itu dalam upaya tanggap darurat, Dinkes Provinsi Kalbar telah mengambil langkah konkret dengan mendistribusikan logistik penanggulangan DBD di seluruh Kalbar guna menekan angka kasus DBD di tingkat lokal, termasuk penyediaan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa penyakit.

"Kami berharap dinas-dinas kesehatan tingkat kabupaten dan kota dapat lebih proaktif dalam mengingatkan masyarakat untuk menerapkan prinsip 3M guna mengurangi risiko penularan DBD. Prinsip 3M meliputi menguras bak mandi secara rutin, menutup rapat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti," ujarnya.

Dalam menghadapi situasi ini, menurutnya, partisipasi aktif masyarakat juga merupakan kunci penting dalam mengendalikan DBD. "Dinkes Kalbar mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan turut serta dalam upaya pencegahan, seperti membersihkan genangan air yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk," katanya.

Peningkatan kesadaran dan tindakan kolektif ini diharapkan dapat membantu meredakan angka kasus DBD di Kalimantan Barat. "Dinkes Kalbar tetap berkomitmen untuk terus mengambil tindakan preventif, meningkatkan koordinasi lintas sektor, dan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam usaha bersama melawan penyakit ini," kata Erna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement