Jumat 11 Aug 2023 18:20 WIB

Peneliti SMRC: Analogi Jokowi Soal Pemimpin 'Harus Lari Maraton' Kode ke Ganjar

Presiden Jokowi menilai butuh ketahanan tinggi untuk menjadi presiden selanjutnya.

Presiden Joko Widodo saat meninjau rekonstruksi Jalan Raya Surakarta-Gemolong-Purwodadi di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah pada Ahad (23/7/2023). Tampak mendampingi Jokowi yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Sragen Kusnidar Untung Yuni Sukowati.
Foto: Laily Rachev /Biro Pers Sekretar
Presiden Joko Widodo saat meninjau rekonstruksi Jalan Raya Surakarta-Gemolong-Purwodadi di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah pada Ahad (23/7/2023). Tampak mendampingi Jokowi yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Sragen Kusnidar Untung Yuni Sukowati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut kriteria pemimpin Indonesia di masa mendatang harus yang berani dan bisa lari maraton untuk melanjutkan program pemerintah.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai analogi maraton serta pemimpin berani itu ada pada diri Ganjar Pranowo

Baca Juga

"Saya kira arah pembicaraan Jokowi itu cukup jelas, yakni Ganjar Pranowo. Di antara tiga bacapres terpopuler sekarang, kriteria yang dikemukakan oleh Presiden ada pada Ganjar," ujar dia, Jumat (11/8/2023).

Dia juga menyebut analogi dari Presiden Jokowi untuk pemimpin di masa mendatang itu sangat tepat. "Maknanya adalah bahwa tantangan kebijakan ke depan sangat konkret, dibutuhkan sebuah stamina yang prima dan pikiran yang jernih untuk menghadapinya," kata dia.

Dia menyebutkan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemimpin Indonesia di masa mendatang harus berorientasi masa depan yang lebih jauh untuk kepentingan semua, bukan untuk memenuhi kepentingan temporer dan jangka pendek kelompok tertentu. 

"Oleh karena itu, diperlukan seorang calon pemimpin yang bukan hanya teruji, tetapi juga memang biasa berpikir dan bertindak kompleks. Pemimpin yang bisa bicara tentang detail-detail kebijakan dengan segala trade-off, bukan yang sekadar mengumbar slogan," beber Saidiman.

Dia menuturkan bahwa sosok Ganjar punya stamina untuk menghadapi tantangan kebijakan jangka panjang. "Dia (Ganjar) juga merupakan orang terdekat Presiden yang memang terlihat dipersiapkan untuk melanjutkan kebijakan pembangunan Indonesia sekarang, dan karakternya mirip dengan Jokowi: tidak sloganistik, melainkan detail dalam membicarakan setiap kebijakan," ujar dia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan kriteria pemimpin Indonesia di masa selanjutnya ketika dia bertemu para pemimpin redaksi (pemred) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/8/2023). 

Jokowi menyebut Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa, di antaranya terkait hilirisasi industri. 

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak, ini butuh keberanian,” kata Presiden dalam pertemuan. 

Orang nomor satu di Indonesia itu menilai bahwa keberanian dan konsistensi tersebut diperlukan karena tantangan dan tekanan yang dihadapi oleh negara ke depannya akan makin meningkat.

“Nanti butuh yang ke depan, karena tekanan-tekanannya menurut saya makin berat. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu saja sudah karena butuh daya tahan, butuh endurance,” kata dia.

Dalam pertemuan itu juga, Presiden Jokowi menyinggung soal sosok pemimpin yang bisa berlari membawa Indonesia ke arah yang makin baik. Dia pun menganalogikan pernyataannya dengan lari pagi. "Larinya jangan lari pagi. Kalau lari pagi mudah, harus lari maraton, kuncinya di endurance," ujar Jokowi, demikian dilansir dari Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement