Kamis 10 Aug 2023 09:31 WIB

Revitalisasi Benteng Keraton Yogya Berlanjut Usai Penemuan Diduga Kerangka Manusia

Revitalisasi benteng keraton Yogyakarta berlanjut meski ada penemuan kerangka manusia

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Lokasi penemuan kerangka manusia di proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta. Revitalisasi benteng keraton Yogyakarta berlanjut meski ada penemuan kerangka manusia.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Lokasi penemuan kerangka manusia di proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta. Revitalisasi benteng keraton Yogyakarta berlanjut meski ada penemuan kerangka manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Prose revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta tetap dilanjutkan meski ada penemuan diduga kerangka manusia di lokasi revitalisasi. Benda diduga kerangka manusia ditemukan oleh warga di galian proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, tepatnya di Jalan Suryomentaraman Wetan, RT 55 RW 14, Panembahan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.

"Info dari Keraton, masih terus dilanjutkan untuk proses revitalisasinya," kata Humas Keraton Yogyakarta, Vinia R. Prima kepada Republika, Rabu (9/8/2023).

Baca Juga

Proyek revitalisasi ini dikerjakan oleh Keraton Yogyakarta yang sudah bergulir sejak 2015 lalu. Revitalisasi diawali dengan kajian otentisitas bangunan cagar budaya yang mengelilingi Keraton Yogyakarta tersebut.

Revitalisasi sendiri dilakukan dalam rangka menyelamatkan dan melestarikan benteng sebagai salah satu cagar budaya. Rencananya, seluruh kawasan benteng akan direvitalisasi secara bertahap, yang saat ini sudah mencapai bagian timur di Plengkung Bunthet.

Terkait dengan lokasi penemuan kerangka manusia di galian proyek Benteng Keraton, dimungkinkan bekas Perang Geger Sepoy atau Geger Sepehi. Penemuan diduga kerangka manusia ini pun membuat geger masyarakat DIY.

Meski begitu, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi belum dapat memastikan apakah kawasan tersebut merupakan bekas Perang Geger Sepehi atau tidak. Penelitian terkait hal itu, kata Dian, juga masih terus dilakukan.

"Belum ada yang bisa memastikan (lokasi penemuan merupakan bekas perang), karena memang data masih on progres diteliti," kata Dian kepada Republika, Rabu (9/8/2023).

"Semua masih kemungkinan dan dugaan, tapi belum tentu benar," lanjut Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement