REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, Mohamad Thamrin menyebut ruang terbuka seperti hutan kota, taman hingga alun-alun di wilayahnya selama ini bebas dari aktivitas LGBT. Pernyataan ini dikatakan di tengah isu maraknya aktivitas LGBT di salah satu hutan kota di Jakarta.
"Kita seperti di alun-alun kan ada petugas kita yang ditempatkan di sana. Sampai saat ini sih masih aman-aman saja belum ada indikasi ke sana," kata Thamrin, Jumat (28/7/2023).
Menurutnya, selain karena ada petugas yang berjaga di ruang terbuka di Depok, posisi ruang terbuka di wilayahnya juga kebanyakan berada tidak jauh dari permukiman penduduk. Sehingga warga juga akan mudah mengawasi aktivitas di ruang-ruang terbuka tersebut.
"Kalau taman-taman di Jakarta kan memang luas dan jauh dari pengawasan, jauh dari penduduk. Kalau kita taman-tamannya memang kecil-kecil. Dan taman yang ada pun kita sterilkan jam 18.00 WIB sudah nggak ada pengunjung," katanya.
"Kalau hutan kota seperti di Cagar Alam itu mungkin serem kalau orang mau datang malam. Terus Lembah Gurame dekat ke masyarakat, jadi gampang kelihatan warga," tambahnya.
Dia meyakinkan ruang-ruang terbuka di Depok bebas dari aktivitas LGBT. Selain karena pengawasan pihaknya, masyarakat Depok juga aktif dalam mengawasi aktivitas di ruang terbuka.
"Pokoknya kalau di ruang terbuka Insya Allah lah kita sigap. Masyarakat juga pasti bantu segala terkait dengan lingkungan taman-taman juga ada petugas kita juga yang kita tempatkan di sana," ujarnya.
Belakangan ini, Hutan Kota Cawang di Jakarta Timur disorot karena dikenal sebagai tempat berkumpulnya kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Warga setempat mengusulkan hutan kota tersebut sebaiknya diubah menjadi taman kota untuk mencegah kaum LGBT kembali berkumpul di sana.