Selasa 25 Jul 2023 17:50 WIB

Ganjar Dorong Optimalisasi Potensi EBT dan Energi Hijau di Jateng

Penggunaan PLTS tersebut tidak hanya untuk menurunkan emisi karbon.

Seorang petani menunjukkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lahannya di Jawa Tengah.
Foto: Dok. HPJtlT
Seorang petani menunjukkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lahannya di Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Energi baru terbarukan (EBT) telah menjadi perhatian pemerintah untuk menyikapi pemanasan global yang terjadi di berbagai kawasan. Begitu juga yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam mengoptimalkan EBT di daerahnya.

Ganjar mengatakan komitmen dalam melakukan optimalisasi EBT di Jawa Tengah telah dimulai setidaknya sejak tahun 2019. 

Baca Juga

Pemprov Jawa Tengah melalui Dinas ESDM memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di setiap kantor organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk DPRD Jawa Tengah dan beberapa lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren.

Penggunaan PLTS tersebut tidak hanya untuk menurunkan emisi karbon, tetapi juga memiliki manfaat ekonomis seperti pengeluaran listrik yang bisa dipangkas sekitar 30-40 persen.

"Ini perlu dimulai. Jadi kalau bicara renewable energy kita sudah memulai beberapa yang bisa kita lakukan. Umpama geotermal, Jawa Tengah ada beberapa titik potensial yang sudah dilakukan, panel surya kita bisa melakukan," ujar Ganjar, seperti dilansir pada Selasa (25/7/2023). 

Dalam upaya optimalisasi potensi EBT, Ganjar juga menggerakkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) yang berada di Banjaran dan Logawa, Kabupaten Banyumas. Kapasitas PLTM tersebut sebesar 16.757.000 Kwh yang berdiri di lahan seluas 28.000 m2

Adapun Potensi energi terbarukan di Jawa Tengah, antara lain terdiri dari pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). 

Ganjar juga memperkuat komitmen penerapan EBT di Jawa Tengah, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Langkah itu diapresiasi Institute for Essentiol Services Reform (IESR) saat rangkaian G20 Side Event di Bali tahun lalu.

Hal itu yang mendorong Ganjar untuk terus mengupayakan optimalisasi EBT, serta pengembangan dan keberlanjutannya untuk mereduksi dampak pemanasan global.

"Dalam skala-skala yang mungkin belum terlalu besar tapi bisa dimanfaatkan umpama sampah, ini juga ekonomi sirkular, waste to energy bisa dilakukan," kata Ganjar.

"Ada potensi gas rawa yang hari ini di beberapa desa kita juga sudah lakukan. Kalau ini semua kita dorong terus-menerus, transformasi menuju green energy akan lebih cepat," ujar Ganjar menambahkan. 

Sejumlah proyek yang dibangun sebagai wujud penerapan EBT di Jawa Tengah antara lain PLTS terapung Waduk Wadaslintang dan pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal di Candi Umbul Telomoyo. 

Selain itu, Jawa Tengah juga telah memiliki 2.353 Desa Mandiri Energi (DME) yang membuat Jawa Tengah jadi percontohan pengembangan EBT.  Dari 2.353 desa mandiri energi, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan yang tersebar di 35 kabupaten dan kota se-Jawa Tengah.

Keberhasilan transisi energi tersebut memberikan beragam manfaat. Di antaranya, biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air, serta penurunan biaya kesehatan.

Sebelumnya, Pemprov Jateng juga menjajaki potensi kerja sama terkait penggunaan energi hijau (green energy) yang ramah lingkungan dengan pemerintah negara Singapura 

Selain energi hijau, kedua belah pihak juga mendiskusikan beberapa hal terkait keberlanjutan kerja sama dalam bidang ekonomi di Jateng. “Ini kunjungan pertama saya ke Jawa Tengah, di Semarang. Kami berdiskusi banyak hal tentang masa depan dari kedua negara, dan kerja sama yang sudah berjalan termasuk potensi kerja sama lebih lanjut di beberapa hal seperti energi terbarukan dan keberlanjutan ekonomi," kata Dubes Singapura untuk Indonesia Kwok Foong Seng, belum lama ini, demikian dilansir dari Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement