Karena tak ada sesi tanya jawab, para pewarta, fotografer, dan kameramen televisi berita memburu Airlangga yang dikawal belasan ajudan menuju mobil. Dalam momen tersebut, aksi desak-desakan pun terjadi. Para pewarta bertubi-tubi mencecar Airlangga dengan ragam pertanyaan.
Pun para fotografer, dan kameramen berusaha mengambil foto, dan gambar Airlangga. Namun Airlangga bergeming. Sambil berdesak-desakan, Airlngga dengan pengawalnya berusaha berjalan ke arah mobil. Akan tetapi tersendat-sendat karena para wartawan terus mendesak Airlangga menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Karena tersendat-sendat dalam kepadatan itu, para pengawal Airlangga berteriak-teriak kepada wartawan untuk bubar membuka jalan. Dari mulut beberapa pengawalnya, pun mengancam para pewarta dengan kalimat pengancaman, dan makian.
“Woi buka jalan. Buka jalan. Gue tembak Lo! Gue tembak Lo!, Goblok Lo,” begitu teriakan para pengawal Airlangga.
Para pewarta yang mendengar ancaman-ancaman tersebut, pun bereaksi dengan emosi. Bahkan sempat mengejar pengawal yang melakukan pengancaman tersebut.
Namun emosi para pewarta terhadap pengancam, dan pemaki itu tak berakhir dengan anarkistis. Karena setelah Airlangga berhasil masuk ke dalam mobil, rombongan menteri itu bersama para pengawalnya pun melaju kencang keluar kompleks Gedung Pidsus melarikan diri.