REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pembangunan Bumi Ageung Batutulis yang merupakan bagian kawasan Situs Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, dimulai. Proyek senilai Rp 16 miliar ini ditargetkan rampung pada November mendatang.
Project Manager PT. Titian Usaha Graha Utama selaku pelaksana pembangunan, Umar, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) telah menemui kesepakatan terkait desain Bumi Ageung Batutulis ini. Namun, pembangunan Bumi Ageung Batutulis ini masih menunggu perubahan desain dari perencana.
“Hari ini, kita sudah mulai pemagaran dan dilanjutkan dengan pembongkaran sambil menunggu hasil perubahan desain tersebut. Karena pembangunan harus memenuhi secara aturan, sebab nanti akan menjadi adendum pekerjaan,” kata Umar, Senin (24/7/2023).
Umar mengatakan, pelaksana akan mengajukan penambahan adendum waktu. Mengingat pembangunan Bumi Ageung Batutulis ini sudah memiliki keterlambatan hampir satu bulan.
Di mana, kata dia, dalam Surat Perintah Kerja (SPK) seharusnya pekerjaan pembangunan Bumi Ageung Batutulis dimulai pada 27 November 2023. Kemudian ditargetkan selesai pada 27 November 2023.
Kendati demikian, lanjut Umar, anggaran pembangunan Bumi Ageung diatas lahan 3.248 meter ini tidak berubah yaitu Rp 16 miliar. Angka tersebut disesuaikan dengan kontrak yang sudah ada.
“Mungkin hanya desain saja yang berubah, kalau anggaran tetap yang sudah ada dan sudah dipastikan tidak melebihi pagu,” jelasnya.
Sementara itu, Masyarakat Peduli Bumi Ageung Pakuan Pajajaran menggelar Sasadu Buhun yang menjadi pertanda awal pembangunan Bumi Ageung Batutulis yang sempat tertunda. Ketua Masyarakat Peduli Bumi Ageung Pakuan Pajajaran, Putra Sungkawa, mengatakan pembangunan ini juga dilakukan dengan kesepakatan dengan musyawarah mufakat antara budayawan dan Pemkot Bogor.
Ia menjelaskan, masukan dari kasepuhan, inohong, budayawan dan masyarakat itu berupa bentuk bangunan Bumi Ageung, disesuaikan dengan ciri kebudayaan dan kearifan lokal yang mencirikan jati diri Sunda dan marwah kesundaan.
“Akhirnya Pemkot Bogor menerima masukan-masukan keinginan dari para kesepuhan, inohong dan masyarakat terkait pembangunan Bumi Ageung Batutulis ini,” katanya.
Putra mengatakan, Bumi Ageung Batutulis akan menjadi tempat peninggalan orang tua terdahulu. Di mana didalamnya terdapat ruang-ruang seperti balai pustaka, balai waditra, balai alat musik, balai atik, dan menjadi tempat berkesenian dan berkebudayaan.
“Nantinya setiap bangunannya berbentuk rumah adat sunda, fungsi dan penggunaannya ada leuit, jadi saat kita masuk ke area ini terlihat museum banget,” jelasnya.
Diketahui, Pemkot Bogor segera membangun Bumi Ageung Batutulis yang berlokasi di Jalan Batutulis, Kota Bogor tepatnya di eks-SDN Batutulis 2 dan 3. Pembangunan bagian kawasan Situs Batutulis ini akan memakan anggaran sebesar Rp 16 miliar.
Kepala Disparbud Kota Bogor, Iceu Pujiati, menerangkan, pembangunan Bumi Ageung Batutulis ini bagian dari ikhtiar Pemkot Bogor dalam memberi edukasi kepada warga. Tak terkecuali generasi muda yang mana pada masa lampau Kota Bogor mempunyai sejarah erat dengan Kerajaan Pajajaran.
Iceu mengatakan, Bumi Ageung Batutulis ini merupakan bagian dari kawasan di situs Batutulis. Di Bumi Ageung Batutulis akan ada museum atau galeri yang diisi dengan replika benda-benda pusaka dari Kerajaan Pajajaran, ada diorama dan storyline sejarah Bogor.
Tak hanya edukasi, sambung dia, Bumi Ageung Batutulis juga menjadi proyeksi destinasi wisata baru gratis di Kota Bogor sebagai bagian dari penunjang situs Batutulis.
“Kami berharap Bumi Ageung Batutulis ini bisa jadi tempat edukasi terkait situs dan sejarah Bogor juga menjadi destinasi wisata yang bisa dinikmati gratis warga Kota Bogor dan luar Kota Bogor pada 2024 mendatang,” kata Iceu, Kamis (25/5/2023).