Ahad 16 Jul 2023 08:49 WIB

BRIN: Pengalaman Jadi Modal Ganjar Pranowo Raih Suara Milenial

Di survei LPI, elektabilitas Ganjar mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus raharjo
Bakal alon residen dari PDIP Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan wartawan saat menghadiri deklarasi 1000 lawyers di Jalan Syahridin, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (25/6/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal alon residen dari PDIP Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan wartawan saat menghadiri deklarasi 1000 lawyers di Jalan Syahridin, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (25/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Politik dan Hankam Badan Riset dan Inovasi (BRIN), Moch Nurhasim, menilai wajar kalau milenial kampus menempatkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) ideal. Menurut dia, Ganjar Pranowo memiliki pengalaman yang bisa digunakan untuk menakhodai Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Nurhasim saat menjadi narasumber di acara rilis survei nasional Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertajuk 'Capres Pilihan Millenial Kampus' di Jakarta pada Sabtu (15/7/2023). Nurhasim merujuk pendapatnya dengan pengalaman Ganjar di tingkat legislatif dan eksekutif.

Baca Juga

"Dari DPR sebagai politisi kemudian menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode dan sebagainya. Jadi dari sisi pengalaman Pak Ganjar bisa diandalkan karena juga di parlemen dan eksekutif sudah banyak dilakukan," kata Nurhasim, Sabtu (15/7/2023).

Nurhasim menyebut Ganjar Pranowo juga memiliki karakter yang low profile dan dianggap bagian dari masyarakat bawah lewat gaya merakyat. Menurutnya masyarakat menilai Ganjar mirip dengan Presiden Jokowi.

"Pak Ganjar ini saya lihat meniru model karakter Pak Jokowi meski tidak sama. Pak Ganjar orangnya gak terlalu banyak bicara yang terlalu tinggi, bahasanya diukur dengan komunikasi bisa dipahami masyarakat kecil," ujar Nurhasim.

Walau demikian, Nurhasim menilai elektabilitas bacapres masih dinamis. Sehingga ia merasa Ganjar Pranowo tetap harus waspada serta menemukan langkah-langkah kreatif untuk mempertahankan dan meningkatkan elektabilitas. Menurut dia, salah faktor penentu nanti adalah bakal cawapres Ganjar Pranowo.

"Jadi cawapresnya harus bisa mendukung elektoral Ganjar, bukan hanya dari sisi punya modal tetapi harus mewakili segmentasi pemilih di luar segmentasi pemilih saat ini yang mendukung Ganjar, karena kalau sama nggak ada gunanya, itu pertimbangannya hanya calon dari NU atau tokoh lain sebagian dari NU atau dari kubu Prabowo atau Anies. Ini tergantung strategi calon presiden yang akan diusung," ujar Nurhasim.

Diketahui, survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menunjukkan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo menjadi capres ideal versi milenial kampus. Ganjar mengungguli dua pesaingnya, yakni Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan bacapres Anies Baswedan.

"Dari semua indikator yang diukur, Ganjar unggul dengan angka 36,18 persen, Prabowo Subianto mendapat nilai 33,75 persen, dan Anies Baswedan mendapat nilai 30,07 persen," ujar Direktur LPI Boni Hargens.

Survei nasional LPI dilakukan pada 5 sampai 11 Juli 2023 yang bertujuan menggali pandangan milenial kampus tentang calon presiden ideal. Milenial kampus yang dimaksud dalam survei ini adalah kelompok anak muda yang berpendidikan tinggi (D3, S1, S2, S3), memiliki rentang umur dari 27 tahun sampai 42 tahun.

Mereka secara sadar dan aktif mengamati isu nasional dan memiliki pandangan mandiri terhadap isu-isu politik yang terjadi menjelang Pemilu 2024, setidaknya selama semester pertama tahun 2023. Populasi survei ini adalah para milenial kampus seperti mahasiswa S2 dan S3, peneliti, dosen, akademisi, dan para civitas akademika kampus.

Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster sampling di mana subjek yang ditunjuk sebagai sampel adalah berdasarkan berdasarkan pengelompokkan milenial dari setiap kampus di kota atau provinsi. Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 700 responden. Margin of error dari sampel tersebut sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan ± 97,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement