REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menggelar pertemuan tertutup selama lebih dari dua jam di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Bantul, Yogyakarta, Jumat (14/7/2023). Ia pun membantah pembicaraan politik praktis dalam pertemuan tersebut.
"Politik praktis tidak ya," kata Prabowo, Jumat.
Prabowo hanya tertawa saat ditanya soal ada tidaknya usulan nama cawapres dari kalangan Muhammadiyah. Dirinya juga tidak menjawab terkait nama-nama yang berpotensi bakal mendampinginya di Pilpres 2024 mendatang.
Ia juga mengungkapkan pertemuan tersebut juga tidak terlalu banyak mengangkat isu-isu keumatan seperti kasus Al-Zaytun. "Kita tidak terlalu rinci ya, (isu) masalah keagamaan kita tidak terlalu rinci," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir. Haedar mengatakan pertemuan dengan Prabowo khusus berbicara soal kebangsaan dan pendidikan. "Di sini kita bicara bangsa, bicara pendidikan," ucapnya.
Sebelumnya Prabowo menyebut, kunjungannya ke UAD kali ini dalam rangka membuka peluang kerja sama di bidang alutsista. Ia mengatakan Muhammadiyah memiliki peran besar di bidang pendidikan dan kesehatan.
"Muhammadiyah adalah satu organisasi yang sangat besar pengaruh dan jasanya di bidang pendidikan dan kesehatan, ribuan sekolah ratusan universitas, perguruan tinggi, sekolah tinggi, ratusan rumah sakit, ini saya kira kami dari Kementerian Pertahanan merasa sangat berkepentingan untuk menjalin suatu kerjasama yang erat," kata Prabowo.