Selasa 11 Jul 2023 16:25 WIB

Bangun Pusat R&D Baru, Ewindo Kucurkan Investasi Rp 50 Miliar

Dunia pertanian saat ini menghadapi tantangan perubahan iklim

PT East West Seed Indonesia (Ewindo) menggelontorkan investasi sekitar Rp 50 miliar untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) seluas hampir 4.500 meter persegi di Purwakarta, Jawa Barat.
Foto: Dok Ewindo
PT East West Seed Indonesia (Ewindo) menggelontorkan investasi sekitar Rp 50 miliar untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) seluas hampir 4.500 meter persegi di Purwakarta, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen benih sayuran tropis hibrida ‘Cap Panah Merah’ PT East West Seed Indonesia (Ewindo) menggelontorkan investasi sekitar Rp 50 miliar untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) seluas hampir 4.500 meter persegi di Purwakarta, Jawa Barat. Pembangunan pusat riset ini menjadikan Ewindo sebagai perusahaan benih sayuran pertama di Indonesia yang memiliki area R&D terluas dan terlengkap.

Fasilitas yang dibangun menggunakan konsep post pandemic working space dan accessible spot for all stakeholders. Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Dr Ir Prihasto Setyanto MSc mengatakan benih memegang 50 persen dari kualitas hasil produksi pertanian. Oleh karena itu, pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi mengawali dengan benih bermutu. 

“Kami telah melihat benih di Ewindo. Benih bermutu ini yang terus kami dorong. Melalui kerja sama antara pemerintah, petani, dan swasta pertanian hortikultura tetap bertahan di tengah anomali cuaca yang terus dipantau dan diwaspadai,” ujar Prihasto. 

Hal yang sama disampaikan pakar pertanian Profesor Bungaran Saragih. Menurut Bungaran pertanian hortikultura khususnya sayuran sangat penting karena menjadi sumber vitamin dan mineral. 

Keberhasilan pertanian hortikultura salah satunya ditentukan oleh benih yang ditanam petani. Jika benihnya bermutu petani akan panen dan makmur. "Pemerintah harus memberikan perhatian, mendorong dan memberikan dukungan kepada perusahaan yang melakukan riset perbenihan berkualitas," ujar dia. 

Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, mengatakan, dunia pertanian saat ini menghadapi tantangan perubahan iklim, penyakit yang semakin berat, dan menurunnya daya dukung lahan serta luas lahan pertanian yang kian terbatas. Di sisi lain, kebutuhan terhadap variasi bahan pangan hortikultura juga semakin meningkat seiring bertambahnya populasi penduduk dunia, termasuk di Indonesia. 

Salah satu solusinya adalah intensifikasi pertanian termasuk pemanfaatan inovasi dan teknologi. Ewindo sebagai perusahaan yang berbasis R&D terus berkomitmen melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan benih unggul berkualitas yang sesuai dengan keinginan petani dan pasar untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.

“Fondasi terpenting kegiatan inovasi di industri perbenihan adalah di bagian research and development (R&D) dan ini diwujudkan perseroan dengan berinvestasi serius dengan jumlah yang cukup besar untuk pembangunan fasilitas R&D yang modern dan terpadu,” ujar Glenn.

Selama ini perusahaan telah memiliki area R&D seluas hampir 2.000 meter persegi dengan berbagai fasilitas. Di antaranya laboratorium biologi molecular, laboratorium biologi sel, laboratorium penyakit tanaman, serta perkantoran. 

Dengan beroperasinya fasilitas baru, tiap laboratorium itu akan bertambah besar. Selain itu akan dibangun sejumlah laboratorium baru yaitu nutrition lab, agronomy lab dan consumer lab, perkantoran terintegrasi, collaboration space, dan co-working space/open air space. 

Fasilitas baru ini juga akan membuat proses penemuan varietas unggul bakal lebih cepat yaitu antara 8-10 varietas per tahun. Dibandingkan sebelumnya 6-8 varietas per tahun serta kualitas benih yang jauh lebih baik lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement