REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menyebut akan ada aksi besar-besaran jika kampus tidak kunjung menanggapi serius polemik biaya kuliah atau uang kuliah tunggal (UKT) di Universitas Indonesia (UI) yang dikeluhkan mahal. Setiap elemen mahasiswa di kampus, kata Melki, telah solid dan sedang mengarahkan perhatiannya ke rektorat.
"Saya minta kampus buat respons, karena mahasiswa sedang berkonsolidasi, mahasiswa sedang solid-solidnya sekarang. Mahasiswa sudah sama-sama mengarahkan pandangannya ke rektorat. Kalau tidak direspons, akan ada gerakan besar, aksi besar penolakan akan kepemimpinan rektorat," jelas Melki Sedek Huang, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, BEM UI masih ingin melihat itikad baik kampus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pihaknya masih memantau isu ini di setiap jalur penerimaan mahasiswa.
"Jadi masih banyak, ini kan masih jalur SNBP, belum SNBT, Simak, PPKB, Talent Scouting, masih banyak ini jalur-jalurnya. Kita lihat dulu itikad baiknya, kalau nggak ada itikad baik, ya sudah, ada aksi yang akan kita lancarkan setiap minggunya dari semua elemen," katanya.
Sebelumnya, BEM UI mengatakan telah menerima 800 aduan dari mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang mengeluhkan mahalnya biaya uang kuliah. Beberapa dari mereka, mengaku bukan dari keluarga berkecukupan, seperti yatim piatu hingga pengemudi ojol.
Melki menjelaskan, hingga kini masih ada 170 mahasiswa baru jalur SNBP yang mengeluhkan tingginya biaya kuliah yang ditetapkan kampus kepada mereka. Sebanyak 10 orang dari 170 mahasiswa bahkan mengaku ingin mundur karena merasa tidak sanggup membayar UKT yang ditetapkan.
Sebelumnya, BEM UI menyebut ada 10 calon mahasiswa baru kampus tersebut dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 yang ingin mengundurkan diri. Kondisi ini terjadi karena mereka merasa tidak mampu dengan besaran UKT yang ditetapkan kampus.
Melki mengatakan, jumlah mahasiswa baru yang ingin mengundurkan diri bahkan dikatakan sebenarnya ada lebih dari 10. Namun setelah pendampingan, tersisa ada 10 orang yang masih mengaku ingin mengundurkan diri.
Menanggapi masalah ini, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia mengatakan, mahasiswa sebenarnya bisa menyampaikan keberatannya ke pihak kampus jika merasa tidak mampu atas UKT yang ditentukan. Hingga kini, ia juga mengeklaim belum ada mahasiswa yang mengundurkan diri karena alasan UKT tinggi.
"Kami juga sudah memberikan kesempatan jika ada keberatan, untuk disampaikan via mekanisme yang pun belum ada menerima pengunduran diri secara formal," kata Amelita Lusia via pesan singkat.