Rabu 05 Jul 2023 18:17 WIB

Hadapi Bonus Demografi, Jokowi Tekankan Perlunya Pembelajaran Sepanjang Hayat

Program pelatihan Prakerja menjadi solusi untuk menjawab tantangan bonus demografi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Presiden Jokowi di acara penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPP Tahun 2022 dan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (26/6/2023).
Foto: Dok Rusman/Biro Pers Sekretariat
Presiden Jokowi di acara penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPP Tahun 2022 dan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (26/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo (Jokowi) menyebut, program pelatihan Prakerja menjadi solusi untuk menjawab tantangan bonus demografi yang akan terjadi pada 2030. Ia mengatakan, bonus demografi bisa menjadi sebuah peluang besar sekaligus bencana jika pemerintah tidak bisa mengelola dengan baik.

Menurutnya, bonus demografi ini hanya terjadi satu kali dalam sebuah peradaban negara. Karena itu, kondisi tersebut harus dikelola dengan baik sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara.

“Bonus demografi itu hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Ini bisa menjadi peluang tapi ini juga bisa menjadi bencana jika kita tidak bisa mengelolanya. 

Untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2020, kami menginisiasi program pelatihan Prakerja yang memanfaatkan keunggulan teknologi,” kata Jokowi dalam sambutannya melalui video di acara ‘Inclusive Lifelong Learning Conference’, Rabu (5/7/2023).

Ia menjelaskan, bonus demografi ini merupakan sebuah kondisi di mana komposisi usia penduduk produktif menjadi sangat besar. Karena itu, menurutnya, solusi percepatan peningkatan keahlian merupakan pembelajaran sepanjang hayat karena bisa diikuti oleh siapapun tanpa adanya batasan usia dan waktu.

“Untuk itu lifelong learning adalah realita bukan lagi sekadar narasi atau aspirasi. Pembelajaran sepanjang hayat menjadi penting karena dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, dalam mengelola bonus demografi, Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu adanya kerja sama, kemitraan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan juga masyarakat. Sehingga terjadi percepatan dan bahkan lompatan dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar anak-anak muda, khususnya generasi Gen-Z dan Gen-Alfa bisa diyakinkan untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Sehingga kualitas hidupnya akan semakin baik serta bisa menjadi motor penggerak kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement