Sabtu 01 Jul 2023 16:04 WIB

Gus Falah: Pembakaran Alquran di Swedia Dampak Berkuasanya Kelompok Kanan

Politik sayap kanan yang berbasis politik identitas sangat berbahaya.

Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP, Nasyirul Falah Amru  menyebut pembakaran Alquran di Swedia karena penguasa di sana dari kelompok sayap kanan.
Foto: Dok DPR
Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP, Nasyirul Falah Amru menyebut pembakaran Alquran di Swedia karena penguasa di sana dari kelompok sayap kanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah), menyebut aksi pembakaran Alquran yang kembali terjadi di Swedia, merupakan dampak dari berkuasanya kelompok sayap kanan di negeri itu.

"Swedia sejak tahun lalu kan dikuasai partai sayap kanan, Sweden Democrats. Mereka ini memang pembenci imigran dan punya tendensi intoleran terhadap Islam. Jadi tak aneh bila pembakaran Alquran terjadi lagi di negara itu," ungkap Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/6/2023).

Seperti diketahui, aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia kembali terjadi. Aksi tersebut dilakukan pria pengungsi asal Irak bernama Salwan Momika, dan atas izin Pengadilan Swedia. Momika mengatakan, pembakaran Alquran itu ia lakukan sebagai wujud 'kebebasan berbicara'.

Politisi PDIP itu melanjutkan, Sweden Democrats serupa dengan gerakan ekstremisme kanan lainnya di Eropa. Seperti gerakan Neo-Nazi yang memperjuangkan supremasi kulit putih. "Mereka itu gemar meniupkan sentimen kebencian terhadap agama, ras atau etnis tertentu. Terutama terhadap kaum minoritas di Eropa seperti kaum imigran, Arab dan umat Islam," papar Gus Falah.

Dutambahkannya, kelompok kanan ini  menyuarakan kebencian terhadap agama, etnis dan ras minoritas, sebagai bagian dari upaya menjaga supremasi mayoritas versi mereka. Sebelumnya, aksi pembakaran Alquran di Swedia juga pernah terjadi pada awal tahun 2023.  Pelaku pembakaran merupakan seorang politisi sayap kanan, Rasmus Paludan. Aksi itu merupakan bagian dari aksi protes terhadap Turki.

"Pembakaran Alquran di Swedia ini, kembali mengingatkan kita bahwa politik sayap kanan yang berbasiskan politik identitas dan kebencian pada minoritas, sangat berbahaya bagi kemaslahatan kemanusiaan," kata Ketua Tanfidziyah PBNU itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement