Kamis 22 Jun 2023 00:12 WIB

Jejak Ponpes Al Zaytun dan Tudingan Aliran Dana ke Para Jenderal

Ridwan Kamil sebut yang punya kewenangan membubarkan Al Zaytun adalah Kemenag.

Rep: Andrian Saputra/Arie Lukihardiati/ Red: Teguh Firmansyah
Infografis Al Zaytun
Foto:

Al Chaidar menjelaskan gerakan NII KW 9 telah muncul sejak 1991 di Banten. Kala itu ada sebanyak 14 juta orang yang bergabung dengan NII KW 9 dan bersedia mengumpulkan dana. 

Al Chaidar menyebut dari 14 juta orang itu terkumpul dana mencapai Rp 800 miliar. Dana itulah yang digunakan untuk membangun Ma'had Al Zaytun sebagai pusat dari pada NII KW 9. Dalam perkembangannya, di bawah pimpinan Panji Gumilang, NII KW 9 memperluas pengaruhnya ke seluruh wilayah.

Lebih lanjut Al Chaidar mengatakan orang-orang yang masuk ke Al Zaytun dan bergabung dengan NII KW 9 lambat laun akan diperas hartanya. Karena itu, para anggotanya berakhir mengalami kerusakan finansial dan kehancuran dalam keluarga. 

Untuk menguatkan citranya di mata orang-orang yang bergabung yang kebanyakan masih memiliki keterkaitan dengan keluarga NII, Panji Gumilang pun mendeklarasikan diri sebagai imam negara Islam Indonesia. 

Hal itu membuat pengikutnya pun semakin bertambah hingga 40 juta orang. Dana dari anggota NII KW 9 pun terus masuk dan digunakan sebagian untuk pembangunan lembaga pendidikan hingga pelabuhan dan kapal-kapal. 

Oleh karena itu, menurut Al Chaidar, NII KW 9 bukanlah NII yang pernah dipimpin oleh Kartosoewirjo. Sebab, sejatinya memiliki tujuan utama yang jauh berbeda. Misi NII KW 9 sebatas meraup dana masyarakat untuk kepentingan elite NII KW 9 dan sejumlah jenderal dan pejabat yang kini masih memiliki pengaruh besar. 

Al Zaytun dipanggil

Tim investigasi penyelidikan Ponpes Al Zaytun mulai bekerja untuk menginvestigasi tudingan-tudingan yang disampaikan. Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, tim investigasi yang dibentuk pihaknya telah memanggil pengurus Ponpes Al-Zaytun untuk dimintai keterangan terkait dengan aktivitas di pesantren. 

Ridwan Kamil mengatakan pengurus pesantren dipanggil untuk datang pada Kamis (22/6) dan Jumat (23/6). "Yang saya tahu, hari Kamis dan Jumat pesantren Al Zaytun dipanggil untuk memberikan keterangan klarifikasi kepada tim investigasi yang dibentuk oleh gubernur," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Rabu (21/6).

Namun, Emil belum menyebutkan secara perinci rencana lokasi tempat pertemuan antara pihak Ponpes Al Zaytun dan tim investigasi. Emil berharap pengurus pesantren dapat bersikap dengan memenuhi panggilan.

"Mudah-mudahan lancar, saya harapkan datang, kalau tidak kami berarti sama saja dengan memberikan pernyataan tidak taat pada aspek aturan hukum di negara ini," katanya.

Aliran dana Kemenag...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement