REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketika ChatGPT pertama kali diluncurkan, chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) ini mencuri perhatian banyak orang. Keunggulan ChatGPT dalam menghasilkan teks, berinteraksi secara percakapan, dan menulis kode mendorong perusahaan teknologi untuk berlomba-lomba menciptakan chatbot berbasis AI.
Salah satu pesaing utama ChatGPT adalah Bing AI yang dikembangkan oleh Microsoft. Meskipun keduanya tampak serupa, terdapat perbedaan antara ChatGPT dan Bing AI. Perbedaan utamanya terletak pada dukungan Bing AI terhadap Microsoft Prometheus, sebuah model yang menggabungkan mesin pencarian Bing dengan kecerdasan buatan (AI).
Bing AI berperan sebagai "co-pilot" untuk web, menyaring informasi terkini dari seluruh internet dan memberikan ringkasan saat menjawab permintaan pengguna. Ia juga dapat mengutip sumber dan menampilkan daftar tautan yang relevan. Di sisi lain, ChatGPT tidak mengambil informasi terkini dari internet karena hanya dilatih dengan data hingga tahun 2021.
Bing AI terintegrasi ke dalam browser web Microsoft Edge dengan fitur Discover yang mencakup Chat, Composition, dan Insight. Fitur Chat memungkinkan pengguna berinteraksi langsung dengan Bing AI dari sidebar tanpa membuka halaman web Bing AI. Fitur Composition membantu pengguna mendapatkan hasil yang lebih spesifik. Sementara itu, fitur Insight memberikan informasi tambahan tentang halaman web yang sedang dibuka oleh pengguna.
Meskipun Bing AI merupakan alat browser web yang canggih, ChatGPT menawarkan berbagai plugin yang memungkinkan integrasi AI dengan aplikasi lain, memberikan penggunaan yang lebih beragam. Sebagai contoh, pengguna dapat menggunakan plugin Expedia untuk mencari dan memesan perjalanan dengan mudah. ChatGPT juga memiliki keunggulan dalam menghasilkan konten teks yang lebih panjang, seperti artikel atau studi kasus.
Bagi mahasiswa, ChatGPT dapat menjadi alat yang berguna untuk keperluan belajar dan memahami mata kuliah dengan lebih mudah dan cepat. Dalam hal ini, Galih Setiawan Nurohim, selaku staf marketing komunikasi (markom) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Solo, menjelaskan bahwa mahasiswa dapat menggunakan ChatGPT untuk belajar secara mandiri dan berkolaborasi. Namun, penting untuk mengaktifkan mode critical thinking saat menggunakan ChatGPT, karena algoritma ChatGPT pada dasarnya melakukan prediksi kata selanjutnya.
“Bing AI memiliki kemampuan menghasilkan gambar menggunakan teknologi DALL·E, sedangkan ChatGPT terbatas hanya pada teks. Meskipun Bing AI memiliki keunggulan dalam fitur gambar, ChatGPT lebih unggul dalam menghasilkan konten teks yang lebih panjang dan dalam,” katanya.
Ia juga mengatakan ChatGPT dan Bing AI merupakan chatbot berbasis AI yang dapat membantu dalam berbagai kebutuhan. Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam fitur dan kemampuan, namun tetap menjadi pilihan yang berguna bagi pengguna yang mencari bantuan dalam melakukan pencarian informasi dan menyelesaikan tugas sehari-hari.
“Secara keseluruhan, ChatGPT dan Bing AI adalah chatbot berbasis AI yang dapat membantu dalam berbagai kebutuhan. Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam fitur dan kemampuan, keduanya tetap menjadi pilihan yang berguna bagi pengguna yang mencari bantuan dalam melakukan pencarian informasi dan menyelesaikan tugas sehari-hari,” tandasnya.