REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang notabene salah sati partai berpengalaman di kancah perpolitikan Indonesia memperlihatkan sikap ketergantungan kepada Presiden Joko Widodo. Sehingga, menurut Najmuddin, tidak heran bila Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono buru-buru melaporkan hasil rapimnas partai Ka’bah tersebut kepada Jokowi.
“Keputusan Rapimnas PPP ini semakin memperjelas bahwa Mardiono adalah seseorang yang dititipkan Jokowi untuk menguasasi PPP. Kita tahu bahwa Mardiono adalah orang lingkaran Istana. Langkah ini juga menunjukkan betapa lemahnya PPP. Karena sangat bergantung pada Jokowi,” kata Najmuddin, Selasa (20/6/2023).
Diketahui beberapa poin yang diumumkan pada Rapimnas PPP di Hotel Sultan di Jakarta beberapa hari lalu adalah menetapkan kader yang baru bergabung Sandiaga Uno sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP. Kemudian PPP juga mendaulat Sandi sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi capres dari PDIP, Ganjar Pranowo.
Najmuddin menilai tidak ada yang salah dari penetapan Sandi sebagai cawapres walau masih berstatus kader baru. Karena mantan politikus Partai Gerindra itu ditetapkan PPP sebagai kandidat cawapres untuk Ganjar melalui forum rapimnas.
Menurut Najmuddin, rekan koalisi PPP, yakni PDIP juga akan memikirkan Sandi sebagai opsi cawapres untuk Ganjar karena sosok bekas wagub DKI itu dinilai mampu menutupi kekurangan Ganjar.
“PDIP tentu juga butuh sokongan partai dah tokoh yang memiliki akar rumput yang kuat untuk menutupi celah Ganjar,” ujar Najmuddin.