Selasa 20 Jun 2023 13:47 WIB

Bali Antisipasi Kenaikan Permintaan Cabai dan Bawang Jelang Idul Adha

Permintaan cabai dan bawang biasanya meningkat pada H-1 Idul Adha.

Disperindag mengantisipasi kenaikan permintaan komoditas bumbu dapur seperti cabai dan bawang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Disperindag mengantisipasi kenaikan permintaan komoditas bumbu dapur seperti cabai dan bawang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengantisipasi kenaikan permintaan komoditas bumbu dapur seperti cabai dan bawang menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah. Kepala Disperindag Bali I Wayan Jarta mengatakan, upaya antisipasi yang dilakukan seperti memantau ke hulu, yaitu sektor pertanian untuk memastikan ketersediaan komoditas tersebut cukup meskipun ada potensi kenaikan permintaan sampai 5 persen.

"Iya kami informasi ke hulunya pertanian, supaya menjadi perhatian. Kemungkinan terjadi kenaikan, tapi ketersediaan cukup, jadi kalau Idul Adha nanti ada kenaikan harga itu akibat sentimen pasar saja, dan saya prediksi tidak akan mengurangi daya beli masyarakat," kata dia di Denpasar, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga

Jarta melihat umumnya di Bali peningkatan permintaan cabai dan bawang untuk Idul Adha akan terjadi pada H-1, tapi untuk cabai kenaikan harga mulai terjadi meski bukan karena hari raya, melainkan kondisi gagal panen.

Berdasarkan data yang dihimpun Disperindag Bali, rata-rata harga cabai merah di pasar Rp 32.333 per kilogram, naik sebesar Rp 4.000 dari rata-rata hari Senin (18/6/2023). Sementara itu untuk bawang merah berkisar Rp 30.000 dan bawang putih Rp 34.667 per kilogram sejak kemarin.

Untuk komoditas lainnya menurut Jarta masih dalam kondisi aman, seperti daging ayam dan telur yang umumnya setiap menuju Idul Adha tidak terjadi lonjakan, tapi harus diakui kenaikan harga atas dua komoditas tersebut telah berlangsung lama. Selanjutnya daging sapi mulai terjadi lonjakan harga mencapai Rp 5.000 untuk bagian paha, tapi menurutnya ini belum dipengaruhi kondisi hari raya karena jarak waktunya masih cukup jauh.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga karena permintaan tinggi menjelang Idul Adha, Jarta meminta masyarakat bijak dalam berbelanja.

"Menjelang Idul Adha kami memantau di lapangan, berdasarkan ketersediaan atau stok untuk kebutuhan pokok dalam kondisi cukup. Oleh karena itu, saya berharap khususnya masyarakat Muslim jangan berbelanja dengan panik dan beli sesuai kebutuhan, maka kondisi harga tidak akan fluktuatif," katanya.

Mengingat pada H-1 hari raya kerap terjadi lonjakan permintaan dan harga, pejabat Pemprov Bali itu menyarankan masyarakat mulai menyicil belanja, karena tak dapat dipungkiri hukum pasar akan berlaku.

Jajaran Pemprov Bali di kabupaten/kota juga telah melakukan pasar murah, seperti Buleleng yang dikunjungi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, di mana kegiatan ini tidak semata-mata untuk menyambut hari raya namun juga untuk menekan inflasi di Pulau Dewata.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement