REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Trust Indonesia menyimpulkan Erick Thohir sebagai salah satu figur Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang paling dipilih responden untuk Pilpres 2024. Dari beberapa skema simulasi, nama Erick Thohir selalu masuk dalam urutan 10 peringkat besar.
"Dalam simulasi 13 nama Cawapres (Elektabilitas Tertutup), Erick Thohir mendapat elektabilitas 3,9 persen. Erick selalu masuk dalam 10 peringkat besar," kata Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal dalam keterangannya pada Ahad (18/6/2023).
Azhari memantau Erick Thohir sudah diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) di Pilpres 2024 sebagai Cawapres. Meskipun PAN memiliki 6,84 persen, tapi jumlah suara tersebut menurutnya cukup membuat tawaran Erick Thohir sebagai Cawapres menjadi kenyataan.
"Karena dukungan PAN, posisi tawar Erick Thohir sebagai Cawapres juga semakin meningkat. Erick juga dianggap memiliki dukungan finansial yang kuat," ujar Azhari.
Meskipun demikian, menurut Azhari, posisi Erick Thohir sebagai Cawapres masih dianggap belum terlalu aman.
"Tidak seperti koalisi yang dibangun PDIP-PPP, PAN justru belum memiliki koalisi yang solid dan pasti untuk mengusulkan pasangan Capres-cawapres," ujar Azhari.
Menanggapi hal tersebut, PAN mengaku terang-terangan ingin mendapatkan efek ekor jas atau coat-tail effect dengan mengusung Erick. Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi menjelaskan PAN ingin memenangkan pemilu 2024 dengan mengambil insentif dari popularitas Erick Thohir.
"Bagi PAN, pilpres ini kita akan berjuang. Ada calon dari PAN yaitu Erick Thohir. Meskipun PAN menyadari bahwa PAN tidak bisa mengusung sendirian, tapi PAN tidak mau kalah hattrick dalam pemilu," kata Viva.