REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sektor transportasi global akan gagal memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim, Forum Transportasi Internasional (ITF) memperingatkan.
Pada pembukaan KTT tahunannya di Leipzig, Jerman, beberapa waktu lalu, ITF mengatakan, sektor transportasi akan "melewatkan banyak pengurangan yang diperlukan untuk menjaga agar perubahan iklim tetap terkendali."
Langkah-langkah dekarbonisasi yang sedang dilakukan saat ini hanya akan mengurangi emisi CO2 terkait transportasi global sebesar tiga persen pada 2050, kata ITF dalam laporan tahunannya.
Untuk memenuhi target netralitas karbon Perjanjian Paris pada 2050, emisi CO2 sektor transportasi harus turun setidaknya tiga persen setiap tahun hingga 2030, Badan Energi Internasional (IEA) telah memperingatkan.
"Akan sangat penting untuk secara cepat meningkatkan teknologi dan bahan bakar yang kompetitif untuk memindahkan orang dan barang dengan emisi yang jauh lebih sedikit," kata Sekretaris Jenderal ITF Young Tae Kim.
Meskipun sektor transportasi tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target netralitas karbon, transportasi global masih dapat mengurangi emisi CO2 sekitar 80 persen dibandingkan tingkat 2019 selama 25 tahun ke depan jika dekarbonisasi dipercepat, kata ITF.
Mencapai tujuan ambisius ini akan memerlukan kombinasi kebijakan pelengkap untuk menghindari aktivitas transportasi yang tidak perlu, peralihan ke moda transportasi bebas CO2, dan peningkatan efisiensi transportasi, tegas Kim. "Kita bisa melakukan semua ini jika kita mengambil tindakan yang lebih tegas sekarang."
Meskipun mempercepat transisi ke transportasi rendah atau nol karbon akan membutuhkan investasi yang signifikan, hal itu tetap akan mencapai lima persen lebih rendah dari biaya kebijakan saat ini, menurut proyeksi ITF.
Karena konsekuensi perubahan iklim, Jerman sendiri menderita setidaknya 145 miliar euro (156,6 miliar dolar AS) kerusakan antara tahun 2000 dan 2021, menurut sebuah studi baru-baru ini yang ditugaskan oleh pemerintah negara tersebut. Pada 2050, angka ini bisa mencapai 900 miliar euro lebih tinggi.