Jumat 16 Jun 2023 20:26 WIB

Kinerja Mitratel Disebut Prospektif Didukung Meningkatnya Adopsi 5G

Hingga kuartal I 2023, jumlah menara yang dimiliki Mitratel mencapai 36.439 unit.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Gita Amanda
Kinerja emiten telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) disebut bakal positif didukung meningkatnya penggunaan jaringan 5G. (ilustrasi).
Foto: Telkom
Kinerja emiten telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) disebut bakal positif didukung meningkatnya penggunaan jaringan 5G. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja emiten telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) disebut bakal positif didukung meningkatnya penggunaan jaringan 5G. Mitratel saat ini tengah menyiapkan infrastruktur digital untuk memudahkan operator telekomunikasi memperluas layanan 5G.

"Kami melihat Mitratel sebagai perusahaan infrastruktur digital independen yang paling siap mendukung operator untuk memperluas jangkauan jaringan 5G digitalisasi," kata Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, Jumat (16/6/2023).

Baca Juga

Hingga kuartal I 2023, jumlah menara yang dimiliki Mitratel mencapai 36.439 unit. Selain di luar Jawa, ketersediaan dan sebaran menara Mitratel yang masif di Jawa merupakan keunggulan kompetitif yang menarik minat operator telekomunikasi untuk menyewa menara dengan skema kemitraan kolokasi. 

Menurut Niko, skema tersebut akan menguntungkan perusahaan operator telekomunikasi untuk ekspansi jaringan 5G terutama di kota-kota besar. Pada kuartal I 2023 Mitratel menguasai pangsa pasar sebesar 45 persen di industri menara nasional. 

Ekspansi perusahaan operator telekomunikasi akan mendorong pertumbuhan pendapatan, laba bersih dan EBITDA Mitratel di atas 10 persen pada 2023 ini. Potensi pertumbuhan pendapatan didukung permintaan sewa tower dari operator Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren di kuartal II hingga kuartal IV tahun ini. 

Selain itu, Mitratel berinisiatif untuk menyediakan segmen bisnis terbaru yakni fiberisasi dan layanan Power to The Tower. Layanan ini menyediakan pengelolaan sumber energi listrik ke tower yang tersambung jaringan listrik PLN (on grid) dan yang belum tersedia listrik (off grid).

"Sehingga layanan ini memudahkan ekspansi operator telekomunikasi menggunakan energi terbarukan serta menjadi sumber revenue tambahan untuk Mitratel,” kata Niko.

Mitratel juga memiliki portofolio bisnis lain terkait menara yang mencatatkan pendapatan senilai Rp 128 miliar per Maret 2023. Pertumbuhan bisnis Mitratel juga didorong oleh ekspansi portofolio fiber termasuk akuisisi fiber optic. Mitratel memperluas portofolio di sektor fiber optic dengan membangun 8.876 km secara organik pada Januari-Maret tahun ini.

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy melihat kondisi ekonomi tahun ini masih menjadi katalis positif terhadap sektor telekomunikasi dibandingkan sektor lain. Untuk sektor telekomunikasi, belanja komunikasi dan data masyarakat akan bertumbuh pada tahun ini, apalagi ditambah tuntutan layanan 5G di kota-kota besar.

"Mitratel sebagai pemimpin di sektornya karena memiliki menara terbanyak di Asia Tenggara. Oleh karena itu, Mitratel berpotensi  membelanjakan belanja modal (capex) untuk menambah menara," kata Robertus.

Hal tersebut diyakini berdampak terhadap pertumbuhan keuangan MTEL di 2023. Pendapatan Mitratel di tahun ini, lanjut Robert, diestimasikan senilai Rp 8,59 triliun, laba bersih Rp 2,08 triliun dan EBITDA Rp 6,82 triliun serta dividen yield dipatok mencapai 2,3 persen.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement