REPUBLIKA.CO.ID, BATU BARA -- Masyarakat antusias belajar membuat kue Dangai khas Melayu Batu Bara di Dusun I, Desa Sei Bejangkar, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara. Sekretaris Srikandi Ganjar Sumut, Nabillah Syahfira Santosa mengatakan, kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan para perempuan dalam membuat kue dangai yang autentik.
Selain itu, mereka ingin memberikan pengetahuan tentang cara menghasilkan nilai ekonomi, dan mengembangkan potensi bisnis melalui kuliner tradisional.
"Berkolaborasi dengan UMKM yang ada di Batu Bara, kegiatan kali ini adalah untuk melestariakan makanan khas kue dari Batu Bara, nah nama kue Dangai," ujar Nabillah seperti dilansir pada Jumat (16/6/2023).
Menurut Nabillah, kue Dangai, makanan khas dari Melayu Batu Bara, telah menjadi salah satu ikon kuliner di Sumatera Utara.
Terbuat dari parutan kelapa, kue dangai sering kali dihidangkan sebagai camilan sehari-hari dan menjadi hidangan favorit saat menjamu tamu atau merayakan perayaan Lebaran.
"Kue dangai ini adalah makanan khas Melayu, kue ini biasanya ada pada saat pernikahan, selamatan atau kegiatan kebahagiaan," ujar dia.
Selama acara belajar, para peserta diberikan pengetahuan tentang bahan-bahan yang digunakan, teknik pembuatan adonan, serta proses pengukusan yang menjadi kunci kelezatan kue dangai oleh narasumber profesional.
Mereka juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai resep tradisional dan nilai-nilai budaya yang terkait dengan kue dangai.
Acara ini juga diharapkan dapat mempromosikan kuliner khas Batu Bara kepada masyarakat luas. Melalui pengetahuan dan apresiasi terhadap kuliner tradisional, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal dan memperkenalkannya kepada generasi muda.
Para remaja yang berpartisipasi dalam acara tersebut menyambut dengan baik dan antusias tinggi. Mereka belajar dengan semangat dan tekun, mendengarkan dengan seksama setiap petunjuk yang diberikan.
Para peserta juga memiliki kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi tentang berbagai aspek pembuatan kue dangai, termasuk bahan-bahan, teknik, dan tips praktis.
"Acaranya sangat baik, saya bisa terinspirasi bisa membuat kue, saya pengen jualan kue ini," kata salah satu peserta, Mirandi.
Bukan kali pertama ini saja kelompok yang sama memberikan edukasi terkait pembuatan kue. Sebelumnya, mereka mengajarkan pembuatan kue nastar kepada kaum perempuan milenial di wilayah Banten.
Pengurus Srikandi Banten, Restiana Mustika mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mendorong perempuan milenial agar bisa berwirausaha, sehingga dapat meningkatkan perekonomian mereka.
"Kami mengajak milenial di sini untuk membuat nastar bersama. Sekaligus mendorong agar milenial ini bisa menjadi entrepreneur," kata Restiana, demikian dilansir dari Antara.