Rabu 14 Jun 2023 00:23 WIB

Pengamat Nilai Airlangga tak Mungkin Jadi Cawapres Ganjar

Airlangga membangun komunikasi politik dengan sejumlah partai dan tokoh politik.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto
Foto: Dok Republika.co.id
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusungan calon presiden sudah hampir final. Mereka yang sudah mendeklarasikan diri sebagai capres adalah Ganjar Pranowo dari PDIP dan Anies Baswedan dari Nasdem, Demokrat, dan PKS. 

Sementara itu, Prabowo Subianto dari Gerindra sudah terkenal sebagai capres meski belum mendeklarasikan diri.

Baca Juga

Namun, semua capres dan bakal capres tadi, masih mencari siapa orang yang tepat untuk menjadi cawapres. 

Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, mengirimkan sinyal untuk merapat ke Koalisi Prabowo Subianto. Sebab, Airlangga tiba-tiba bertanya tentang Prabowo kepada wartawan beberapa waktu lalu, padahal saat itu mereka hendak menanyakan nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Airlangga memberikan kode Golkar bakal merapat ke koalisi Prabowo. Awalnya, dia berbicara dinamika politik Pilpres 2024. Dia menjelaskan perkembangan komunikasi politik dengan ketum parpol lain, seperti PDIP, PKB, PAN, ataupun Demokrat.

Jawaban Airlangga hanya normatif seperti halnya masih berhubungan baik dengan parpol lain. Namun, berlabuhnya Golkar untuk memilih koalisi masih teka-teki.

"Dengan PAN baik, dengan PKB juga lancar," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/6).

Secara formal, Airlangga menyebut bahwa KIB masih ada. "KIB belum teken surat belum. Belum teken-teken. Namanya belum teken, ya, masih ada," kata Menko Perekonomian ini.

Tiba-tiba, saat awak media hendak menyudahi wawancara, Airlangga justru menanyakan soal Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Kenapa nggak nanya (soal) Pak Prabowo?" celetuk Airlangga.

Terpancing dengan itu, Airlangga lantas ditanya mengenai Prabowo. Dia menyebut, hubungannya dengan sang Menhan berjalan baik dan dirinya sudah mengobrol tentang politik.

Namun, saat disinggung apakah menginginkan duet Prabowo-Airlangga, dia hanya tertawa dan menyudahi tanya jawab.

Makna kode Airlangga

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin mengatakan, kode dari Airlangga memang tampaknya menguatkan Golkar akan bergabung dengan poros Gerindra-PKB. Bahkan, menurut Ujang, Golkar memang lebih pas jika berkoalisi dengan poros Prabowo, ketimbang poros Ganjar Pranowo.

“Kemungkinan lebih sreg ke Prabowo. Kenapa? Kalau dengan PDIP, Airlangga tidak bisa jadi capres, karena sudah ada Ganjar. Cawapres pun berat kalau berkoalisi dengan PDIP,” kata Ujang pada Selasa (13/6).

Sementara, ujar Ujang, peluang Airlangga dan Golkar di poros Prabowo masih terbuka lebar. Bisa saja Airlangga menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto. Namun, Airlangga harus meyakinkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

“Kalau dengan Prabowo masih punya kesempatan. Tapi ya harus di-deal-kan dengan Cak Imin. Karena Cak Imin mati-matian juga ingin jadi cawapresnya Pak Prabowo,” kata Ujang menegaskan.

Namun, perihal kecocokan, Ujang sepakat bahwa Golkar sebaiknya bergabung dengan Koalisi Prabowo dan Cak Imin. Menurut dia, sekalipun Golkar tak dapat kursi Cawapres, lebih pas jika berkoalisi dengan Prabowo.

“Dalam konteks koalisi soal nyaman, kenyamanan lebih bagus Golkar dengan Prabowo. Golkar tuh lebih cocok dan pas ke koalisi Gerindra-PKB. Kalau ke PDIP, Golkar jadi enggak dapat apa-apa. Itu persoalannya,” ujar Ujang lagi.

Ditambah lagi, Cawapres Ganjar juga tampak telah dikunci oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Kata dia, Megawati kelihatannya akan memilih cawapres Ganjar dari sosok Nahdlatul Ulama (NU).

“Airlangga kan bukan (NU), tapi kalau di Prabowo kan masih mungkin (jadi cawapres),” tegas Ujang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement