Selasa 13 Jun 2023 22:39 WIB

Unpad Lestarikan Kecap dengan Pamerkan 150 Kecap dari Berbagai Daerah

Ini adalah sebuah misi untuk melestarikan rasa yang ada di Indonesia melalui kecap.

Rep: M. Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Pekerja memproduksi gula merah di Desa Cendono, Dawe, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (12/7/2022). Gula Merah yang terbuat dari sari tebu yang diolah secara tradisional untuk dijadikan bahan pembuatan kecap yang dipasarkan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa itu dijual Rp8.500 - Rp10.000 per kilogram tergantung kualitas.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Pekerja memproduksi gula merah di Desa Cendono, Dawe, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (12/7/2022). Gula Merah yang terbuat dari sari tebu yang diolah secara tradisional untuk dijadikan bahan pembuatan kecap yang dipasarkan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa itu dijual Rp8.500 - Rp10.000 per kilogram tergantung kualitas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jawa Barat berupaya melestarikan salah satu bumbu khas Indonesia, yakni kecap dengan memamerkan sebanyak 150 kecapdari berbagai daerah di Indonesia.

Ketua Panitia dari Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unpad Hardian Eko Nurseto mengatakan pameran bertajuk Pameran Kecap Nusantara "Rasa Lestari" itu memberikan pengalaman kepada pengunjung untuk mengetahui kecap yang juga menjadi warisan budaya milik Indonesia.

Baca Juga

"Ini adalah sebuah misi untuk melestarikan rasa yang ada di Indonesia melalui kecap," kata Hardian pada pameran tersebut yang digelar di Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (13/6/2023).

Selain pameran produk kecap, menurutnya juga ditampilkan pameran arsip atau dokumen mengenai kecap dari masa kolonial, mencicip kecap, pemutaran film dokumenter, diskusi, serta demo masak. Hardian menilai saat ini belum banyak masyarakat yang menyadari keberagaman kecap dari berbagai daerah.

Maka dari itu, Hardian dan tim mencoba mendokumentasikan dan menelusuri sejarahnya. "Di pameran kali ini kita juga menelusuri sejarah dari kecap manis, dari penelusuran dokumen Belanda sampai ke 1898," kata Hardian.

Pada pameran itu, para pengunjung dapat mencoba sekitar 10 kecap berbeda yang ditampilkan. Pengunjung juga bisa melihat perbedaan konsistensi, warna, serta rasa dari masing-masing kecap serta melihat artefak seputar kecap dari 1930 hingga 1988.

"Buat antropologi, kecap ini bisa bercerita tentang banyak hal dan saya mencoba mewujudkannya di sini," katanya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi mengatakan pameran itu menjadi upaya untuk mengaktifkan fasilitas Teater Pengetahuan milik Unpad.

Fahmi meyakini setiap aspek keilmuan dapat membuat orang tertarik untuk mengakses jika ditampilkan secara menarik. Teater Pengetahuan itu sebetulnya niatnya adalah ingin mendokumentasikan seluruh pengetahuan yang dimiliki oleh umumnya bangsa Indonesia atau khususnya adalah sivitas akademika Unpad.

"Nanti bisa kita sebarluaskan dan dinikmati oleh kalangan umum sehingga memang pengemasannya itu lebih popular," kata Fahmi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement