Senin 12 Jun 2023 04:02 WIB

LSI Denny JA: Proposal Damai Prabowo Potensial Dongkrak Elektabilitas

Prabowo telah berhasil membawa nama besar Indonesia di mata dunia.

Proposal damai Prabowo Subianto diyakini akan menaikkan elektabilitasnya. Foto ilustrasi.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Proposal damai Prabowo Subianto diyakini akan menaikkan elektabilitasnya. Foto ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Proposal damai Ukrania - Rusia yang ditawarkan Menhan RI Prabowo Subianto sangat potensial mendongkrak elektabilitasnya sebagai capres. Pasalnya, selain isunya membawa pesan kemanusiaan yang sangat kuat, juga membawa misi negara dan bangsa Indonesia yang cinta damai.

Demikian pers rilis yang disampaikan peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, Senin (12/6). Hal ini menanggapi soal dampak elektoral yang mungkin diterima Prabowo, apakah positif atau negatif,  terkait proposal damai Ukrania-Rusia yang sempat kontroversial tersebut.

“Sejauh yang saya amati, kendati isu ini hanya kuat di segmen pemilih kritis atau menengah atas, tapi sesungguhnya sangat potensial memberi efek elektoral positif kepada Prabowo jika dikapitalisasi massif hingga masyarakat bawah sebagai segmen pemilih mayoritas,” katanya.

Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA  ini, apa yang ditawarkan Prabowo kepada Ukrania itu sebenarnya representasi keinginan mayoritas bangsa Indonesia, bahkan dunia, yang tak menginginkan perang. Dan Prabowo dengan segala resikonya, termasuk ditolak Ukrania, sudah berani mengambil langkah tepat dan cerdas.

Sebagai jenderal (purn) TNI , kata Toto, Prabowo tahu betul bagaimana efek buruk sebuah peperangan itu. Bukan saja menelan banyak korban nyawa, tapi juga berefek eskalatif yang bukan saja ikut menyeret Indonesia, juga berpotensi memicu terjadinya Perang Dunia III yang sangat mengerikan.

“Karena Pak Prabowo tahu itu, dia mencoba menawarkan beberapa solusi agar perang Ukrania – Rusia itu tidak makin eskalatif. Salah satunya, dengan gencatan senjata dan membuka dialog. Sampai disitu tugas Prabowo selesai. Soal Ukrania menolak itu soal lain,” ungkapnya.

Yang pasti, lanjut Toto, tawaran Prabowo itu telah membuka mata dunia, khususnya Barat, untuk mengingatkan mereka agar  tidak menjadikan perang itu sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Termasuk Ukrania yang menolak damai, jangan-jangan banyak oknum pejabat negaranya yang menikmati kue dari perang tersebut.

Dalam kontek ini, tambah Toto, Prabowo telah berhasil membawa nama besar Indonesia di mata dunia sebagai negara yang sangat peduli dengan stabilitas dan keamanan dunia. Sehingga wajar jika sebagian publik di tanah air menanggap Prabowo sebagai salah satu capres berkelas dunia.

“Dalam kontek itu tentu ini sangat positif buat Prabowo. Termasuk, dalam mendongkrak elektabilitasnya sebagai capres. Saya yakin, jika dilakukan survei di seluruh negara di dunia, bukan saja Indonesia, mayoritas warga dunia tidak menginginkan perang. Ini artinya, Prabowo sudah mewakili aspirasi mayoritas warga dunia,” tegasnya.

Namun, menurut Toto, dalam kontek Indonesia, apa yang dilakukan Prabowo itu belum tentu diketahui oleh mayoritas publik. Boleh jadi, persepsi positif itu hanya muncul di kalangan menengah atas saja.

“Dalam hukum besi prilaku pemilih, persepsi positif itu akan berefek elektoral  jika diketahui oleh sebanyak-banyaknya orang. Begitu juga dengan persepsi negatif.  Mungkin, inilah ‘PR” besar Prabowo agar kiprahnya di kancah Internasional itu memberi berkah elektoral kepada dirinya,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement