Kamis 01 Jun 2023 09:53 WIB

Hindari Sanksi AS, Iran Beli Pesawat Eks AU Prancis Disimpan di Indonesia

Dari Bandara Kertajati, dua pesawat Airbus harusnya ke Mali malah terbang ke Iran.

Pesawat Airbus A340-212 bekas Angkatan Udara Prancis di Bandara Kertajati, Jawa Barat.
Foto:

Di Bandara Kertajati, beberapa waktu lalu, dua pesawat itu menyatakan niat untuk terbang kembali ke Mali. Hal itu setelah mendapatkan izin dari otoritas terkait. Tiba-tiba saja, pesawat itu malah terbang ke Bandara Chabahar, yang berlokasi di bagian paling selatan Iran.

Taghvaee mengeklaim, Eksekutif Senior Mahan Air Mahdi Maghfouri terbang ke Chabahar secara pribadi untuk bertanggung jawab atas pemindahan salah satu dari dua pesawat itu ke Bandara Internasional Teheran. Adapun satu pesawat lainnya berada di Pangkalan Udara Taktis ke-10 IRIAF (Angkatan Udara Iran).

Baca: Super Hercules dan Modernisasi Alutsista TNI AU Besar-besaran

Langkah Iran membeli pesawat dari negara ketiga untuk menghindari sanksi bukan kali ini saja terjadi. Pada Desember 2022, aviacionline melaporkan, empat Airbus A340-300 yang sebelumnya diterbangkan untuk Turkish Airlines tiba-tiba digabungkan dengan bantuan dari Burkina Faso: Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Januari 2023, sebuah satelit mengonfirmasi, armada pesawat sudah berada di Bandara Internasional Mehrabad, yang melayani ibu kota Iran, Teheran.

Mahan Air tidak asing melakukan praktik itu. Pasalnya, tahun lalu, sebuah Boeing 747-300M milik operator Iran tersebut dilaporkan telah diakuisisi oleh Emtrasur, divisi kargo Conviasa Venezuela. Pesawat tersebut akhirnya ditahan di Bandara Ezeiza, Buenos Aires, Argentina, setelah menyelesaikan penerbangan kargo dengan awak Iran. Para awak pesawat itu mengaku sedang melatih awak asal Venezuela.

Namun, penjelasan itu tidak membuahkan hasil. Pengadilan AS memerintahkan proses penyitaan dan menetapkan Mahan Air telah memperoleh pesawat tersebut melalui triangulasi serupa melalui Lance Tech General Trading LLC, sebuah perusahaan Uni Emirat Arab. Pesawat 747-300 akhirnya tetap berada di Buenos Aires, menunggu keputusan pengadilan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement