Selasa 23 May 2023 19:25 WIB

Bappenas Prediksi pada 2045, Jumlah Penduduk Indonesia Disalip Nigeria dan Pakistan

Pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebanyak 324 juta jiwa.

Rep: Novita Intan/ Red: Andri Saubani
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada 2045 akan disalip oleh Nigeria dan Pakistan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada 2045 akan disalip oleh Nigeria dan Pakistan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut Indonesia akan menjadi negara dengan penduduk terbanyak keenam di dunia. Diprediksi pada 2045 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 324 juta jiwa.

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan jumlah penduduk Indonesia bertambah setiap tahunnya.

Baca Juga

"Kami perkirakan jumlah penduduk kita akan menjadi nomor enam pada 2045, disalip oleh Nigeria dan Pakistan," ujarnya saat webinar Musrenbangnas Penyusunan RPJPN 2025-2045, Selasa (23/5/2023).

Dalam paparannya, penduduk Indonesia diperkirakan sebanyak 284 juta pada 2025. Kemudian naik menjadi 297 juta jiwa pada 2030. Lalu, sebanyak 308 juta jiwa pada 2035, sebanyak 317 juta jiwa pada 2040, hingga mencapai sebanyak 328 juta jiwa pada 2050.

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat dan terjaga. Hal tersebut tercermin dari inflasi Indonesia yang cukup terkendali, bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. 

“Pada kuartal I 2023, ekonomi Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,03 persen secara tahunan. Nanti, kuartal II 2023 diharapkan pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga meneruskan momentum pemulihan ekonomi yang terjaga pada kuartal satu,” ucapnya.

Melihat capaian inflasi selama Ramadan pada April 2023, Sri Mulyani menyebut laju inflasi sangat bisa dikendalikan dan menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Bahkan harga bergejolak, seperti pangan, justru mengalami pertumbuhan inflasi yang lebih rendah sebesar 3,7 persen, dibandingkan bulan sebelumnya 5,8 persen. 

Administered price mengalami penurunan dari 11,6 ke 10,3. Inflasi inti juga menurun ke level 2,8 persen. “Dengan demikian, indeks harga konsumen ada 4,3 ini menurun cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang lima persen atau pada Februari yang masih 5,5 persen,” ucapnya.

Lebih lanjut, inflasi yang menurun yang pertumbuhan yang membaik, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur pada April 2023 masih mengalami ekspansi angka 52,7 dan indeks keyakinan konsumen juga masih kuat level 126,1. 

“Mandiri spending index masih di atas 140 dan pertumbuhan penjualan ritel yang masih tumbuh di atas aksis nol,” ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement