Senin 22 May 2023 09:24 WIB

Menko Muhadjir Minta Komunitas Keagamaan Bantu Masalah Stunting dan Kemiskinan

Muhadjir berterima kasih kepada umat Katolik yang ambil bagian penanganan stunting.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Muhadjir Effendy.
Foto: Dok pribadi
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, meminta komunitas keagamaan ikut berperan mengatasi permasalahan bangsa Indonesia. Muhadjir mencontohkan, persoalan stunting dan kemiskinan yang menjadi fokus pemerintah saat ini maupun penanganan Covid-19 beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Sementara, pemerintah menargetkan angka stunting bisa ditekan di angka 14 persen pada 2024.

Menurut Muhadjir, peran komunitas keagamaan dalam mengatasi berbagai permasalahan bangsa Indonesia tersebut sangat penting. Dia pun berterima kasih kepada seluruh umat Katolik yang telah betul-betul ambil bagian dalam penanganan stunting.

"Mulai dari waktu Covid-19 kami gunakan gereja untuk melakukan vaksinasi memberikan penyuluhan, bahkan juga memberikan bantuan sosial di wilayah yang mayoritas umat gerejawi. Dan ini punya andil luar biasa," ujar Muhadjir saat sambutan di pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Tahun 2023 Pemuda Katolik dalam siaran pers dikutip di Jakarta, Senin (22/5/2023).

Muhadjir berharap, komunitas keagamaan bisa saling memperat hubungan lintas keagamaan dan lintas keyakinan untuk bahu membanhu dalam pembangunan nasional. Menurut dia, apabila bila komunitas keagmaan bisa bertenggang rasa dan solid, bisa menjadi ujung tombak dalam mengatasi berbagai macam masalah kebangsaan.

Untuk itu, dia menekankan, semua keyakinan agama selalu mengedepankan aspek nilai kemanusiaan. Dalam hal itu, dia meminta seluruh komunitas agama di Indonesia selalu mengutamakan solidaritas dan nilai kemanusiaan dibandingkan dengan ego chauvinisme masing-masing umat.

Hal itu juga untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif dan toleran. "Oleh karena itu, kita ingin betul-betul bergandengan tangan semua umat beragama yang menempatkan sila pertama adalah segalanya itu untuk menjadi spirit utama dari kemajuan bangsa ke depan," ujar Muhadjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement