Sabtu 20 May 2023 16:59 WIB

Tanoto Foundation Dorong Kesetaraan Peluang Lewat Pendidikan Berkualitas

Dua dekade penerima beasiswa Tanoto umumnya berkontribusi nyata bagi masyarakat

Tanoto Foundation  telah memberikan beasiswa kepada 8.167 mahasiswa di sembilan universitas mitra program Teladan di Indonesia. Para penerima beasiswa, kata dia, tidak hanya mendapatkan dukungan biaya kuliah penuh serta tunjangan hidup hingga semester 8, tapi juga dukungan pengembangan kepemimpinan dan karier.
Foto: dok Tanoto Foundation/Ronggo Astungkoro
Tanoto Foundation telah memberikan beasiswa kepada 8.167 mahasiswa di sembilan universitas mitra program Teladan di Indonesia. Para penerima beasiswa, kata dia, tidak hanya mendapatkan dukungan biaya kuliah penuh serta tunjangan hidup hingga semester 8, tapi juga dukungan pengembangan kepemimpinan dan karier.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanoto Foundation mendorong terwujudnya kesetaraan peluang melalui pendidikan berkualitas, termasuk akses perguruan tinggi. Hal itu dilakukan melalui program Teladan, yang sudah dilakukan hampir selama dua dekade terakhir.

"Selama hampir dua dekade, para penerima beasiswa Teladan telah lulus, berkarier, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, komunitas, dan lingkungan,” kata CEO Global Tanoto Foundation, Satrijo Tanudjojo, lewat siaran pers, Sabtu (20/5/2023).

Tanoto Foundation merupakan organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto sejak 1981. Selama periode 2006 hingga 2022, Tanoto Foundation telah memberikan beasiswa kepada 8.167 mahasiswa di sembilan universitas mitra program itu di Indonesia.

Salah satunya adalah Gracia Josaphat Jobel Mambrasar atau yang biasa dikenal sebagai Billy Mambrasar. Pria yang lahir di Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, itu menjadi bukti bagaimana pendidikan mampu mengentaskan kemiskinan.

Berasal dari keluarga sederhana dan lingkungan yang serba kekurangan di Pulau Yapen, Billy berhasil melalui jalan berliku. Merantau dari Papua, menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), hingga melanjutkan pendidikan di universitas bergensi dunia seperti Oxford University dan Harvard University.

"Kami percaya, cara jitu untuk keluar dari kemiskinan adalah dengan pendidikan,” ujar Billy.

Semasa kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB, Billy sempat mengajukan Beasiswa Teladan Tanoto Foundation, namun belum lolos karena nilainya belum memenuhi standar. Barulah pada saat menempuh pendidikan pascasarjana di bidang pembangunan manusia dan psikologi di Harvard University, Billy meraih beasiswa program tersebut.

“Tuhan selalu tahu waktu yang tepat. Dulu mungkin saya gagal dapat beasiswa dari Tanoto, tapi ketika saya akan kuliah di Harvard, saya berhasil,” ujar dia.

Pengalaman hidup membuat Billy mampu menangkap berbagai permasalahan sosial di masyarakat, khususnya yang dihadapi anak-anak Papua, terutama terbatasnya akses pendidikan dan kendala ekonomi. Hal itulah yang melatarbelakangi inisiatifnya mendirikan Yayasan Kitongbisa yang fokus pada pendidikan anak kurang mampu dan pengembangan kewirausahaan.

“Di sini, ketimpangan dan kesenjangan ekonomi adalah masalah utamanya,” jelas dia.

Berbagai prestasi dan terobosan dalam kegiatan sosial di Papua membuat Billy dipercaya  Presiden Joko Widodo menjadi Staf Khusus Presiden bidang Pendidikan dan Inovasi. Dengan posisi tersebut, Billy memperluas perannya dengan mendirikan pusat belajar non-formal, pusat kewirausahaan, hingga pemberdayaan petani milenial yang menjangkau jutaan orang.

“Satu orang saja bisa membawa dampak begitu besar, apalagi jika sesama alumni beasiswa Tanoto Foundation bekerja sama, maka akan bisa membuat efek berganda yang lebih besar,” jelas Billy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement